
Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
14 April 2018 19:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu, public dikejutkan dengan pidato Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yang menyebutkan bahwa ada kajian di luar negeri meramalkan Indonesia akan bubar pada 2030. Salah satu hal yang disebut Prabowo adalah distribusi kekayaan yang timpang, di mana segelintir orang menguasai sumber daya besar.
Dalam pidato yang diunggah di akun Facebook Partai Gerindra, Prabowo menyebut bahwa di luar negeri sudah ada berbagai kajian yang meramalkan Indonesia akan bubar pada 2030. Tidak hanya itu, Prabowo juga menyebut ketimpangan masih tinggi dan merusak negara.
"Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1%, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian!" tegas Prabowo dalam pidato tersebut.
Secara standar internasional, angka yang digunakan untuk mengukur ketimpangan pendapatan adalah indeks gini. Indeks gini adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1.
Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sebaliknya, angka 1 menunjukkan ketimpangan pendapatan sempurna, atau pendapatan hanya dikuasai oleh 1 orang saja.
Lantas, negara apa yang memiliki indeks gini paling besar, yang berarti mempunyai tingkat ketimpangan pendapatan terbesar? Lalu, di mana posisi Indonesia? Berikut ulasan Tim Riset CNBC Indonesia, menggunakan data rata-rata indeks gini dari tahun 2010-2015 versi Bank Dunia, yang dirilis pada World Happiness Report 2018.
Dari 139 negara yang dikaji oleh Bank Dunia, 10 besar negara dengan tingkat ketimpangan yang tinggi didominasi oleh negara-negara dari Amerika Selatan dan Afrika. Posisi teratas ditempati oleh Botswan dengan indeks gini sebesar 0,626, disusul oleh Afrika Selatan dengan indeks gini 0,623. Data tersebut mengindikasikan tingkat ketimpangan antara si kaya dan si miskin amatlah tinggi, di kesepuluh negara tersebut.
Indonesia sendiri berada di peringkat ke-62 negara paling timpang di dunia, dengan indeks gini sebesar 0,395. Sebagai catatan, Malaysia dan Thailand justru lebih timpang dibandingkan dengan Indonesia, dengan indeks gini masing-masing sebesar 0,461 dan 0,403.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan September 2017, indeks gini di Indonesia mencapai angka 0,391, tipis saja di bawah rata-rata 2010-2015 yang diestimasi Bank Dunia. Namun, dalam 3 tahun terakhir, indeks gini secara konsisten bergerak dalam tren menurun.
Hanya saja sebagai catatan, tingkat ketimpangan di pedesaan malah meningkat dari 0,316 menjadi 0,320 dalam setahun terakhir. Menarik untuk disimak apakah program Dana Desa dan Padat Karya Tunai yang digencarkan oleh Presiden Jokowi mampu mereduksi ketimpangan di perdesaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Negara dengan Tingkat Ketimpangan Tertinggi di Dunia
Dalam pidato yang diunggah di akun Facebook Partai Gerindra, Prabowo menyebut bahwa di luar negeri sudah ada berbagai kajian yang meramalkan Indonesia akan bubar pada 2030. Tidak hanya itu, Prabowo juga menyebut ketimpangan masih tinggi dan merusak negara.
"Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1%, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian!" tegas Prabowo dalam pidato tersebut.
Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sebaliknya, angka 1 menunjukkan ketimpangan pendapatan sempurna, atau pendapatan hanya dikuasai oleh 1 orang saja.
Lantas, negara apa yang memiliki indeks gini paling besar, yang berarti mempunyai tingkat ketimpangan pendapatan terbesar? Lalu, di mana posisi Indonesia? Berikut ulasan Tim Riset CNBC Indonesia, menggunakan data rata-rata indeks gini dari tahun 2010-2015 versi Bank Dunia, yang dirilis pada World Happiness Report 2018.
![]() |
Dari 139 negara yang dikaji oleh Bank Dunia, 10 besar negara dengan tingkat ketimpangan yang tinggi didominasi oleh negara-negara dari Amerika Selatan dan Afrika. Posisi teratas ditempati oleh Botswan dengan indeks gini sebesar 0,626, disusul oleh Afrika Selatan dengan indeks gini 0,623. Data tersebut mengindikasikan tingkat ketimpangan antara si kaya dan si miskin amatlah tinggi, di kesepuluh negara tersebut.
Indonesia sendiri berada di peringkat ke-62 negara paling timpang di dunia, dengan indeks gini sebesar 0,395. Sebagai catatan, Malaysia dan Thailand justru lebih timpang dibandingkan dengan Indonesia, dengan indeks gini masing-masing sebesar 0,461 dan 0,403.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan September 2017, indeks gini di Indonesia mencapai angka 0,391, tipis saja di bawah rata-rata 2010-2015 yang diestimasi Bank Dunia. Namun, dalam 3 tahun terakhir, indeks gini secara konsisten bergerak dalam tren menurun.
![]() |
Hanya saja sebagai catatan, tingkat ketimpangan di pedesaan malah meningkat dari 0,316 menjadi 0,320 dalam setahun terakhir. Menarik untuk disimak apakah program Dana Desa dan Padat Karya Tunai yang digencarkan oleh Presiden Jokowi mampu mereduksi ketimpangan di perdesaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Negara dengan Tingkat Ketimpangan Tertinggi di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular