
Internasional
Pejabat Kemenkeu Jepang Diduga Lecehkan Jurnalis
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
13 April 2018 16:53

Tokyo, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jepang terlibat dalam skandal pelecehan seksual yang memanas pada hari Jumat (13/4/2018) setelah sebuah majalah merilis rekaman suara seorang pejabat senior yang melakukan pelecehan seksual terhadap seorang junalis perempuan.
Majalah Shukan Shincho melaporkan pada awal minggu ini bahwa pejabat senior kementerian itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa jurnalis perempuan. Menteri Keuangan Taro Aso pada awalnya mengatakan tidak memiliki rencana untuk menginvestigasi laporan itu atau menghukum si pejabat yang dia sebut "cukup menyesal".
Namun, pada hari Jumat ia berkata pejabat yang bernama Junichi Fukuda itu akan dipecat jika terbukti melakukan pelecehan. Meskipun begitu, kementerian mengatakan pihaknya tidak merencanakan melakukan tuntutan hukum.
Beberapa jam kemudian, majalah itu merilis apa yang disebutnya sebagai rekaman suara Fukuda dan seorang junalis perempuan di sebuah bar.
"Aku akan mengikat tanganmu. Boleh aku sentuh payudaramu?" kata suara laki-laki di rekaman itu, dilansir dari AFP.
"Haruskah kita berhubungan jika anggaran disetujui?"
Suara reporter yang tidak bisa disebut namanya itu tidak bisa terdengar dalam rekaman, dan identitas suara laki-laki tidak bisa langsung diverifikasi.
Majalah tersebut mengatakan beberapa reporter perempuan melaporkan dilecehkan secara seksual oleh Fukuda, yang meminta untuk mencium mereka dan membawa mereka ke hotel.
Keributan ini muncul saat pemerintah menghadapi skandal kronisme ganda yang telah membuat popularitas Perdana Menteri Shinzo Abe, yang biasanya tinggi, anjlok dan memicu desakan agar dia dan si menteri keuangan mengundurkan diri.
Fukuda menampik dugaaan tersebut. Pada hari Kamis (12/4/2018), Aso berkata sudah memperingatkan Fukuda tentang kelakuannya tersebut, tetapi tidak berencana untuk menginvestigasi atau menghukumnya.
"Saya memintanya untuk bertingkah dengan sopan mengingat iklim [politik] saat ini," kata Aso dalam sesi parlemen terkait pengawasan terhadap kabinet.
"Karena saya merasa dia cukup menyesal, saya tidak bermaksud untuk melakukan investigasi lebih jauh," tambahnya.
Ketika kembali ditanya tentang kasus itu pada hari Jumat, sebelum rekaman itu dipublikasikan, Aso berkata, "jika cerita itu benar, dia keluar".
Namun ia menambahkan, "Saya tidak berpikir untuk menghukumnya saat ini."
Seorang Juru Bicara Kemenkeu berkata kepada AFP sebelum rekaman suara tersebut dirilis bahwa tidak ada investigasi yang direncanakan.
Sementara, opini yang dikumpulkan pekan lalu menunjukkan dukungan kepada Abe menurun ke level terendah sejak dia terpilih lagi di bulan Oktober. Penurunan tersebut terjadi di tengah skandal kronisme ganda, salah satunya melibatkan perubahan dokumen oleh Kemenkeu.
Abe menyangkal melakukan kesalahan di kedua skandal itu.
Sebagai catatan, Jepang memiliki catatan perwakilan politik perempuan yang terburuk di dunia, dan sangat berakar pada perilaku gender.
Hanya 2,8% korban perkosaan yang melapor ke kantor polisi, menurut survei pemerintah tahun 2017. Gerakan #MeToo yang telah meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual di seluruh dunia juga tidak disambut dengan antusias di Jepang.
(prm) Next Article Lecehkan Jurnalis, PM Jepang Akan Pecat Pejabat Kemenkeu?
Majalah Shukan Shincho melaporkan pada awal minggu ini bahwa pejabat senior kementerian itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa jurnalis perempuan. Menteri Keuangan Taro Aso pada awalnya mengatakan tidak memiliki rencana untuk menginvestigasi laporan itu atau menghukum si pejabat yang dia sebut "cukup menyesal".
Namun, pada hari Jumat ia berkata pejabat yang bernama Junichi Fukuda itu akan dipecat jika terbukti melakukan pelecehan. Meskipun begitu, kementerian mengatakan pihaknya tidak merencanakan melakukan tuntutan hukum.
"Aku akan mengikat tanganmu. Boleh aku sentuh payudaramu?" kata suara laki-laki di rekaman itu, dilansir dari AFP.
"Haruskah kita berhubungan jika anggaran disetujui?"
Suara reporter yang tidak bisa disebut namanya itu tidak bisa terdengar dalam rekaman, dan identitas suara laki-laki tidak bisa langsung diverifikasi.
Majalah tersebut mengatakan beberapa reporter perempuan melaporkan dilecehkan secara seksual oleh Fukuda, yang meminta untuk mencium mereka dan membawa mereka ke hotel.
Keributan ini muncul saat pemerintah menghadapi skandal kronisme ganda yang telah membuat popularitas Perdana Menteri Shinzo Abe, yang biasanya tinggi, anjlok dan memicu desakan agar dia dan si menteri keuangan mengundurkan diri.
Fukuda menampik dugaaan tersebut. Pada hari Kamis (12/4/2018), Aso berkata sudah memperingatkan Fukuda tentang kelakuannya tersebut, tetapi tidak berencana untuk menginvestigasi atau menghukumnya.
"Saya memintanya untuk bertingkah dengan sopan mengingat iklim [politik] saat ini," kata Aso dalam sesi parlemen terkait pengawasan terhadap kabinet.
"Karena saya merasa dia cukup menyesal, saya tidak bermaksud untuk melakukan investigasi lebih jauh," tambahnya.
Ketika kembali ditanya tentang kasus itu pada hari Jumat, sebelum rekaman itu dipublikasikan, Aso berkata, "jika cerita itu benar, dia keluar".
Namun ia menambahkan, "Saya tidak berpikir untuk menghukumnya saat ini."
Seorang Juru Bicara Kemenkeu berkata kepada AFP sebelum rekaman suara tersebut dirilis bahwa tidak ada investigasi yang direncanakan.
Sementara, opini yang dikumpulkan pekan lalu menunjukkan dukungan kepada Abe menurun ke level terendah sejak dia terpilih lagi di bulan Oktober. Penurunan tersebut terjadi di tengah skandal kronisme ganda, salah satunya melibatkan perubahan dokumen oleh Kemenkeu.
Abe menyangkal melakukan kesalahan di kedua skandal itu.
Sebagai catatan, Jepang memiliki catatan perwakilan politik perempuan yang terburuk di dunia, dan sangat berakar pada perilaku gender.
Hanya 2,8% korban perkosaan yang melapor ke kantor polisi, menurut survei pemerintah tahun 2017. Gerakan #MeToo yang telah meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual di seluruh dunia juga tidak disambut dengan antusias di Jepang.
(prm) Next Article Lecehkan Jurnalis, PM Jepang Akan Pecat Pejabat Kemenkeu?
Most Popular