
Di Arab, Menteri Bambang Pamer Kemudahan Investasi di RI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
11 April 2018 09:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menawarkan berbagai alternatif skema investasi bagi para investor yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bappenas di depan para perwakilan pemerintah, serta investor asal Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika saat mewakili pemerintah Indonesia dalam Annual Investment Meeting (AIM) di Uni Emirat Arab, seperti dikutip CNBC Indonesia melalui siaran pers.
"Indonesia berada pada peringkat 15 dalam perekonomian dunia. [...] Indonesia masuk dalam 3 besar negara tujuan investasi yang menarik di Asia," kata Bambang, Rabu (11/4/2018).
Adapun skema yang ditawarkan, dalam bentuk kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dan pembiayaan infrastrutur non anggaran pemerintah (PINA). Saat ini, ada 19 sektor yang dapat dikerjasamakan pemerintah melalui skema KPBU.
Tiga di antaranya, meliputi sektor konektivitas, perkotaan, dan sosial. Pemerintah, kata mantan Menteri Keuangan itu, telah membentuk kantor bersama KPBU sebagai one stop service bagi investor, dengan harapan dapat memudahkan minat investasi penanam modal.
Selain itu, pemerintah Indonesia menawarkan skema PINA. Bambang menegaskan, dengan menggunakan skema tersebut, para investor akan mendapatkan kepastian, baik itu dari sisi perizinan yang lebih cepat, serta jaminan pembebasan lahan.
Ibaratnya, investor hanya tinggal mendatangi PINA Center di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan mengajukan diri untuk ikut serta dalam proyek yang sudah ditawarkan pemerintah. Izin untuk langsung eksekusi proyek termasuk pembebasan lahan pun mendapat jaminan.
"Diharapkan melalui alternatif skema pembiayaan KPBU dan PINA, gap pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat dipenuhi," katanya.
Sebagai informasi, pada awal 2018 pemerintah telah menawarkan setidaknya 34 proyek infrastuktur dengan menggunakan skema PINA. Proyek-proyek yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu bernilai US$ 25,76 miliar, atau setara Rp 348,2 triliun.
Berikut proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah melalui skema PINA :
(dru) Next Article Pabrik Ban Motor Dibangun di Bawah Holding Perkebunan
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bappenas di depan para perwakilan pemerintah, serta investor asal Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika saat mewakili pemerintah Indonesia dalam Annual Investment Meeting (AIM) di Uni Emirat Arab, seperti dikutip CNBC Indonesia melalui siaran pers.
"Indonesia berada pada peringkat 15 dalam perekonomian dunia. [...] Indonesia masuk dalam 3 besar negara tujuan investasi yang menarik di Asia," kata Bambang, Rabu (11/4/2018).
Tiga di antaranya, meliputi sektor konektivitas, perkotaan, dan sosial. Pemerintah, kata mantan Menteri Keuangan itu, telah membentuk kantor bersama KPBU sebagai one stop service bagi investor, dengan harapan dapat memudahkan minat investasi penanam modal.
Selain itu, pemerintah Indonesia menawarkan skema PINA. Bambang menegaskan, dengan menggunakan skema tersebut, para investor akan mendapatkan kepastian, baik itu dari sisi perizinan yang lebih cepat, serta jaminan pembebasan lahan.
Ibaratnya, investor hanya tinggal mendatangi PINA Center di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan mengajukan diri untuk ikut serta dalam proyek yang sudah ditawarkan pemerintah. Izin untuk langsung eksekusi proyek termasuk pembebasan lahan pun mendapat jaminan.
"Diharapkan melalui alternatif skema pembiayaan KPBU dan PINA, gap pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat dipenuhi," katanya.
Sebagai informasi, pada awal 2018 pemerintah telah menawarkan setidaknya 34 proyek infrastuktur dengan menggunakan skema PINA. Proyek-proyek yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu bernilai US$ 25,76 miliar, atau setara Rp 348,2 triliun.
Berikut proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah melalui skema PINA :
- 19 proyek jalan tol dengan nilai US$ 11,01 miliar, dimana 18 diantaranya merupakan proyek jalan tol Trans Jawa dan Non Trans Jawa.
- 4 proyek penerbangan dengan nilai US$ 4,33 miliar, dimana salah satu diantaranya adalah proyek pesawat R-80 dan pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta.
- 10 proyek pembangkit dan transmisi listrik dengan nilai US$ 9,45 miliar.
- 1 proyek pariwisata dengan nilai US$ 1 miliar
(dru) Next Article Pabrik Ban Motor Dibangun di Bawah Holding Perkebunan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular