
Internasional
Dampak Perang Dagang, China Kembangkan Dan Lindungi HAKI
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 April 2018 19:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Trump telah menuduh China mencuri kekayaan intelektual negaranya, namun diperkirakan lama kelamaan hal itu tidak akan lagi di anggap penting.
Kebijakan perdagangan di China yang mengharuskan perusahaan luar negeri menyerahkan keahlian teknologi untuk dapat diakses pasar lokal, semakin ketat di awasi pemerintah ditengah tingginya tensi perdagangan antara China dan AS.
Namun, kekhawatiran tersebut sepertinya akan mereda karena perusahaan China yang memproduksi teknologi mereka sendiri telah mengakui pentingnya undang-undang/hukum kekayaan intelektual.
"Jumlah kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh perusahaan China juga meningkat, jadi saya pikir seiring waktu, masalah ini tidak akan menjadi masalah lagi, karena orang Cina juga akan sangat ingin mengelola dan mendukung" undang-undang itu, ujar John Chen, chief executive officer BlackBerry, kepada CNBC 'Street Signs'.
"Ada banyak perusahaan teknologi yang diciptakan disini (China) dan beberapa dari mereka merupakan perusahaan raksasa dunia, seperti Alibaba dan Baidu, juga Tencent, dan mereka meghasilkan banyak sekali kekayaan intelektual (IP), dan mereka ingin melindungi hal itu juga," ujar Chen di Boao Forum untuk Asia di Provinsi Hainan, China.
Kebijakan 'Memaksa' Perusahaan Amerika
Perubahan tersebut di perkirakan akan menyita waktu karena masih ada 'jarak yang lebar' antara hukum kekayaan intelektual di antara Amerika Serikat dan China.
Dilansir dari CNBC International, Presiden Donald Trump pada hari Minggu langsung membahas masalah ini dalam postingan twitternya, dengan optimisnya menulis bahwa kesepakatan di bidang kekayaan intelektual diantara China dan AS akan berdampak. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut maksudnya.
Awal bulan ini, Trump menerapkan tarif di sederet barang impor China, termasuk diantaranya produk teknologi tinggi yang digunakan untuk membuat robot, juga beberapa industri lainnya, yang kemungkinan akan dikenai tarif tambahan.
Kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan proposal tersebut di buat sebagai tanggapan atas kebijakan China yang 'memaksa perusahaan Amerika untuk mentransfer teknologi dan kekayaan intelektual mereka ke perusahaan domestik China'.
Kekhawatiran semakin memanas dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan kedua negara ekonomi terbesar di dunia terjerat dalam perang dagang.
(roy/roy) Next Article Serangan Terbaru Trump ke China: Pencurian HAKI AS
Kebijakan perdagangan di China yang mengharuskan perusahaan luar negeri menyerahkan keahlian teknologi untuk dapat diakses pasar lokal, semakin ketat di awasi pemerintah ditengah tingginya tensi perdagangan antara China dan AS.
Namun, kekhawatiran tersebut sepertinya akan mereda karena perusahaan China yang memproduksi teknologi mereka sendiri telah mengakui pentingnya undang-undang/hukum kekayaan intelektual.
"Ada banyak perusahaan teknologi yang diciptakan disini (China) dan beberapa dari mereka merupakan perusahaan raksasa dunia, seperti Alibaba dan Baidu, juga Tencent, dan mereka meghasilkan banyak sekali kekayaan intelektual (IP), dan mereka ingin melindungi hal itu juga," ujar Chen di Boao Forum untuk Asia di Provinsi Hainan, China.
Kebijakan 'Memaksa' Perusahaan Amerika
Perubahan tersebut di perkirakan akan menyita waktu karena masih ada 'jarak yang lebar' antara hukum kekayaan intelektual di antara Amerika Serikat dan China.
Dilansir dari CNBC International, Presiden Donald Trump pada hari Minggu langsung membahas masalah ini dalam postingan twitternya, dengan optimisnya menulis bahwa kesepakatan di bidang kekayaan intelektual diantara China dan AS akan berdampak. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut maksudnya.
Awal bulan ini, Trump menerapkan tarif di sederet barang impor China, termasuk diantaranya produk teknologi tinggi yang digunakan untuk membuat robot, juga beberapa industri lainnya, yang kemungkinan akan dikenai tarif tambahan.
Kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan proposal tersebut di buat sebagai tanggapan atas kebijakan China yang 'memaksa perusahaan Amerika untuk mentransfer teknologi dan kekayaan intelektual mereka ke perusahaan domestik China'.
Kekhawatiran semakin memanas dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan kedua negara ekonomi terbesar di dunia terjerat dalam perang dagang.
(roy/roy) Next Article Serangan Terbaru Trump ke China: Pencurian HAKI AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular