
Internasional
Perang Dagang, Trump Ancam Kenakan Rp 1.350 T ke China
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
06 April 2018 12:11

Belum ada satupun tarif yang diterapkan, tetapi kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu ada dalam permainan yang bisa merusak perekonomian global.
Potensi perang dagang telah membuat bursa di seluruh dunia bagaikan berada di rollercoaster, para trader nampaknya tidak dapat memutuskan apakah ancaman itu nyata atau hanya gertakan semata. Pemberitaan tentang ancaman terbaru Trump pun merembet, perdagangan saham berjangka membuat Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menurun lebih dari 400 poin.
Percekcokan ini, nampaknya dengan dugaan pencurian kekayaan intelektual dan teknologi oleh Beijing, hanyalah salah satu dari perselisihan dagang yang sedang terjadi. Trump juga telah mengancam untuk memberlakukan bea impor tinggi untuk baja dan aluminium, termasuk yang dari China.
China merespon ancaman tersebut dengan usulan tarif pada buah segar, daging babi dan aluminium daur ulang yang menyumbang $3 miliar ke ekspor AS tahun lalu.
AS telah mendominasi perekonomian global selama seabad terakhir, tetapi pertarungan yang muncul dengan China, negara dengan populasi 1,4 miliar jiwa, mulai memberi tantangan kepada hegemoni AS.
Beijing juga memiliki perekonomian yang setara dengan senjata nuklir, dengan memegang utang AS senilai lebih dari $1 triliun.
Pelepasan sebagian dari surat utang tersebut bisa menakut-nakuti pasar obligasi dan membuat ongkos peminjaman Amerika melonjak.
Trump berulangkali mengatakan selama kampanye pemilu bahwa dia akan memperlakukan Beijing dengan keras. Namun, pengumuman pada hari Kamis tersebut disambut dengan ketakutan yang tidak bisa ditutupi, bahkan di antara para koleganya di Partai Republik.
"Semoga saja Presiden hanya emosi sesaat, tetapi jika dia agak serius, ini gila," kata Senator Republik Ben Sasse.
"China punya banyak kesalahan, tetapi Presiden tidak memiliki rencana yang sebenarnya untuk menang saat ini. Ia mengancam pertanian Amerika untuk terbakar. Mari mengambil langkah untuk tingkah buruk China, tapi dengan rencana yang menghukum mereka daripada kita. Ini adalah cara terkonyol," tambah Ben Sasse. (roy/roy)
Potensi perang dagang telah membuat bursa di seluruh dunia bagaikan berada di rollercoaster, para trader nampaknya tidak dapat memutuskan apakah ancaman itu nyata atau hanya gertakan semata. Pemberitaan tentang ancaman terbaru Trump pun merembet, perdagangan saham berjangka membuat Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menurun lebih dari 400 poin.
Percekcokan ini, nampaknya dengan dugaan pencurian kekayaan intelektual dan teknologi oleh Beijing, hanyalah salah satu dari perselisihan dagang yang sedang terjadi. Trump juga telah mengancam untuk memberlakukan bea impor tinggi untuk baja dan aluminium, termasuk yang dari China.
AS telah mendominasi perekonomian global selama seabad terakhir, tetapi pertarungan yang muncul dengan China, negara dengan populasi 1,4 miliar jiwa, mulai memberi tantangan kepada hegemoni AS.
Beijing juga memiliki perekonomian yang setara dengan senjata nuklir, dengan memegang utang AS senilai lebih dari $1 triliun.
Pelepasan sebagian dari surat utang tersebut bisa menakut-nakuti pasar obligasi dan membuat ongkos peminjaman Amerika melonjak.
Trump berulangkali mengatakan selama kampanye pemilu bahwa dia akan memperlakukan Beijing dengan keras. Namun, pengumuman pada hari Kamis tersebut disambut dengan ketakutan yang tidak bisa ditutupi, bahkan di antara para koleganya di Partai Republik.
"Semoga saja Presiden hanya emosi sesaat, tetapi jika dia agak serius, ini gila," kata Senator Republik Ben Sasse.
"China punya banyak kesalahan, tetapi Presiden tidak memiliki rencana yang sebenarnya untuk menang saat ini. Ia mengancam pertanian Amerika untuk terbakar. Mari mengambil langkah untuk tingkah buruk China, tapi dengan rencana yang menghukum mereka daripada kita. Ini adalah cara terkonyol," tambah Ben Sasse. (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular