Internasional

Irak Akan Keluarkan Kontrak Eksplorasi Migas Baru Bulan Ini

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 April 2018 12:26
Irak berencana memberikan kontrak pengembangan dan eksplorasi minyak dan gas di 11 blok baru pada tanggal 15 April.
Foto: REUTERS/Andy Buchanan
Jakarta, CNBC Indonesia - Irak berencana memberikan kontrak pengembangan dan eksplorasi minyak dan gas di 11 blok baru pada tanggal 15 April, kata juru bicara menteri perminyakan, Asim Jihad, hari Minggu (1/4/2018).

Dilansir dari CNBC International, awalnya Irak menetapkan tanggal 21 Juni sebagai waktu untuk membuka penawaran bagi kesebelas blok baru yang berlokasi di area perbatasan dengan Iran dan Kuwait, serta di perairan teluk lepas pantai itu.

Kepada Reuters, Jihad mengatakan dokumen lelang akan dapat diakses oleh perusahaan-perusahaan minyak yang memasukkan penawaran mereka pada tanggal 13 April. Penawaran tersebut harus disetorkan pada 15 April dan pemenangnya akan diumumkan pada hari yang sama.

Kementerian perminyakan pada hari Kamis mengumumkan langkah untuk mengurangi pembayaran yang diterima oleh perusahaan-perusahaan minyak dari pemerintah dalam kontak-kontrak baru.

Kontrak-kontrak baru tersebut tidak mencakup pendapatan perusahaan dari produk-produk sampingan minyak, mengaitkan harga minyak yang berlaku dan pembayaran remunerasi kepada perusahaan minyak, dan memperkenalkan elemen royalti.

Saat ini produsen-produsen minyak di Irak mendapat pembayaran dari pemerintah terkait peningkatan produksi minyak dan produk-produk selain minyak, seperti LPG dan dry gas.

Keputusan Irak untuk mengubah kontrak terjadi setelah membanjirnya produksi menyebabkan harga minyak anjlok pada tahun 2014, dan menurunkan kemampuan negara itu membayar biaya untuk perusahaan minyak. Irak merupakan negara produsen minyak kedua terbesar dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), setelah Arab Saudi.

Beberapa perusahaan, seperti BP, Exxon Mobil, Total, dan Royal Dutch Shell, telah membantu menaikkan produksi minyak Irak dalam satu dekade terakhir dari lebih dari 2,5 juta barel produksi per hari (bpd) menjadi sekitar 4,7 juta bpd.

Pemerintah Daerah Kurdistan yang semi otonom memproduksi minyak dan gas dari ladang minyak kekuasaannya di wilayah Irak utara dengan menerapkan model pembagian produksi yang lebih menguntungkan perusahaan.


Kontrak baru yang ditawarkan oleh Baghdad juga akan memberikan batasan waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk mengakhiri pembakaran gas dari ladang minyak yang mereka kembangkan di wilayah kekuasaannya.

Irak terus melakukan pembakaran gas dan minyak di ladang minyaknya karena kekurangan fasilitas untuk memproses bahan-bahan tersebut menjadi bahan bakar yang bisa digunakan untuk pemakaian dalam negeri maupun untuk diekspor.

Menurut Bank Dunia, Irak berharap dapat berhenti melakukan pembakaran gas yang telah merugikan pendapatan negara hampir sebanyak US$2,5 miliar pada tahun 2021, yang akan cukup untuk memenuhi hampir sebagian besar pembangkit energi berbahan bakar gas yang kekurangan pasokan.
(prm) Next Article Irak Teken MOU Pengeboran Gas dengan Perusahaan AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular