Darmin: Data Pangan RI Tak Akurat

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
27 March 2018 12:37
Menko Darmin Nasution mengatakan saat ini pemerintah fokus pada peningkatan kualitas data pangan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Perekonomian Darmin Nasution hari ini membuka seminar 'Responsible Business Forum on Food and Agriculture' yang dihadiri oleh para pebisnis dan akademisi.  

Dalam sambutannya, Darmin mengungkapkan beberapa tantangan dalam pertanian dan produksi pangan berkelanjutan yang dihadapi Indonesia. 

Dia mengatakan, populasi Indonesia di 2050 akan mencapai 320 juta jiwa dan didominasi oleh usia produktif, sehingga pemerintah perlu menyediakan makanan yang baik dan sehat.

Darmin lalu mengidentifikasi beberapa masalah utama dalam berbagai sub-sektor pertanian.
 Di sub-sektor tanaman pangan, Darmin menyebutkan harga beras yang mahal dan fluktuatif tergantung musim serta rendahnya kualitas gabah.


Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kurangnya riset dan teknologi di bidang pertanian, serta minimnya jumlah mesin pengering gabah.
 

"Menghadapi permasalahan ini, pemerintah telah mencoba beberapa inisiatif. Dalam pengembangan panen pertanian, kita fokus pada peningkatan kualitas data karena tidak akuratnya data juga menjadi masalah. Selain itu, pengadaan infrastruktur pasca panen, perbaikan rantai pasok dan peningkatan efisiensi," ujar Darmin di Hotel Pullman, Selasa (27/3/2018). 


Dalam bidang perikanan, pemerintah sedang berusaha menurunkan biaya logistik yang saat ini mahal serta menambah pengadaan alat tangkap yang ramah lingkungan dan cold storage bagi nelayan-nelayan tradisional. 

Sementara itu, dalam bidang perkebunan, pemerintah sedang berfokus pada penanaman kembali (replanting) kelapa sawit serta kerjasama antara petani kecil dan pengusaha perkebunan swasta melalui skema offtaker 

"Dalam memajukan kesetaraan ekonomi dan kesejahteraan, program Presiden antara lain berupa penerapan perhutanan sosial, di mana kami membuka akses hutan untuk dimanfaatkan rakyat, serta reformasi agraria. Sampai saat ini, sertifikat tanah baru yang telah dikeluarkan mencapai 6,4 juta," papar Darmin. 

Dia menambahkan, dalam rangka memfasilitasi kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, pemerintah melalui perbankan dan institusi keuangan lainnya berfokus pada berbagai inovasi dan inklusi keuangan bagi petani kecil agar mampu bertransformasi dan menjamin ketahanan pangan di sektor pertanian. 

Sinergi dan kerja sama ini juga diharapkan dapat membuat generasi muda lebih tertarik untuk bertani.  
(ray/ray) Next Article Ombudsman Turun Tangan, Ada Tak Beres Rencana Impor Beras!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular