
Bukti RI Bisa Ambil Keuntungan dari Perang Dagang AS-China
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 March 2018 11:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sebab, Indonesia bisa saja mendapatkan keuntungan dari retaliasi tersebut.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim meyakini, industri di sektor pakaian rajut, pakaian tenunan, dan alas kaki bisa semakin melebarkan sayapnya di pasar AS. Apalagi, ketiga komponen tersebut memegang hampir 32% total ekspor ke negeri Paman Sam.
"Kami melihat, mereka (industri pakaian rajut, pakaian tenunan, dan alas kaki) tidak terlalu pesimis tentang AS dan China," kata Shim, melalui keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (26/3/2018).
Shim memandang, kecil kemungkinan AS akan mengenakan tarif super tinggi atas industri tersebut. Ada beberapa alasan yang mendasari hal itu, seperti sejumlah merek alas kaki terkenal yang diproduksi akhir di dalam negeri.
Misalnya, merek-merek seperti Nike, GAP, maupun lainnya. Selama ini, Nike dipasok oleh hampir 150 pabrik alas kaki di 14 negara, dimana pabrikan merek tersebut di Indonesia berhasil memproduksi 25% dari total alas kaki.
"Mengingat hubungan AS dan China memburuk, aliran produksi dari Vietnam dan Indonesia mungkin bisa mendapatkan keuntungan," jelasnya.
Shim tak memungkiri dampak dari ketegangan antara AS dan China bisa saja memengaruhi sendi-sendi perekonomian. Namun, posisi nett ekspor domestik yang relatif stabil membuat ketegangan tersebut tidak akan berdampak banyak terhadap perekonomian.
"Kami percaya ekonomi Indonesia kemungkinan akan merasakan sedikit dampak. Tetapi bukan pukulan yang besar dari ketegangan perdagangan antara AS dan China," jelasnya.
(dru) Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim meyakini, industri di sektor pakaian rajut, pakaian tenunan, dan alas kaki bisa semakin melebarkan sayapnya di pasar AS. Apalagi, ketiga komponen tersebut memegang hampir 32% total ekspor ke negeri Paman Sam.
"Kami melihat, mereka (industri pakaian rajut, pakaian tenunan, dan alas kaki) tidak terlalu pesimis tentang AS dan China," kata Shim, melalui keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (26/3/2018).
Misalnya, merek-merek seperti Nike, GAP, maupun lainnya. Selama ini, Nike dipasok oleh hampir 150 pabrik alas kaki di 14 negara, dimana pabrikan merek tersebut di Indonesia berhasil memproduksi 25% dari total alas kaki.
"Mengingat hubungan AS dan China memburuk, aliran produksi dari Vietnam dan Indonesia mungkin bisa mendapatkan keuntungan," jelasnya.
Shim tak memungkiri dampak dari ketegangan antara AS dan China bisa saja memengaruhi sendi-sendi perekonomian. Namun, posisi nett ekspor domestik yang relatif stabil membuat ketegangan tersebut tidak akan berdampak banyak terhadap perekonomian.
"Kami percaya ekonomi Indonesia kemungkinan akan merasakan sedikit dampak. Tetapi bukan pukulan yang besar dari ketegangan perdagangan antara AS dan China," jelasnya.
(dru) Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang
Most Popular