
Menteri BUMN Minta Pertamina Jaga Kualitas Kinerja
Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 March 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri BUMN Rini Soemarno menekankan kepada PT Pertamina (Persero) untuk menjaga kualitas kinerjanya di tengah kondisi industri minyak dan gas yang volatile.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Rini dalam pidato tertulisnya yang dibacakan oleh Deputi Pengembangan Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno di acara Annual Pertamina Quality (APQ) Award .
"Tantangan pertamina ke depan memang akan semakin berat, sementara ekspektasi dari stakeholder juga akan terus meningkat. Oleh karena itu kegiatan management mutu harus menjadi salah satu fungsi Improvement dalam meningkatkan kinerja perusahaan," kata Harry, Rabu (14/3/2018).
Sebelumnya, dalam keterangan perseroan, Pertamina mengklaim bisa menghemat ongkos produksi hingga Rp39,79 triliun sepanjang 2017, naik dari 2016 sebanyak Rp26 triliun.
Sebelumnya, Elia Massa Manik, Dirut Pertamina, menyatakan laba bersih PT Pertamina pada 2017 menjadi US$2,41 miliar, dibandingkan pada 2016 sebesar US$3,15 miliar. Adapun, EBITDA Pertamina juga merosot 17%, dari US$7,56 miliar pada 2016 menjadi US$6,29 miliar tahun lalu.
"Memang, sesuai keputusan Kementerian ESDM, belum ada kebijakan penyesuaian harga produk premum dan solar sampai kuartal pertama tahun ini," kata Elia di hadapan Komisi VI DPR, Senin (29/1).
Untuk menangani persoalan tersebut, dia menyebutkan perseroan menempuh langkah efisiensi biaya operasional (operational expenditure/opex) sepanjang tahun lalu, yang tercatat sebesar US$38 miliar. Meski demikian, belanja operasional itu tetap menanjak 26% ketimbang 2016 yang hanya US$30,29 miliar.
Elia menyampaikan pendapatan perseroan meningkat 17% pada 2017 sebesar US$42,86 miliar dari posisi 2016 US$36,49 miliar.
"Dari segi rasio, cash ratio Pertamina turun 17%, return on investment (ROI) turun 24,2%, return on equity (ROE) turun 33,5%, tetapi debt to equity ratio (DER) juga turun 4,8% ke 49,43%," ungkapnya.
(gus/gus) Next Article Susunan Lengkap Struktur Organisasi Pertamina yang Baru
Hal itu disampaikan oleh Menteri Rini dalam pidato tertulisnya yang dibacakan oleh Deputi Pengembangan Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno di acara Annual Pertamina Quality (APQ) Award .
Sebelumnya, dalam keterangan perseroan, Pertamina mengklaim bisa menghemat ongkos produksi hingga Rp39,79 triliun sepanjang 2017, naik dari 2016 sebanyak Rp26 triliun.
Sebelumnya, Elia Massa Manik, Dirut Pertamina, menyatakan laba bersih PT Pertamina pada 2017 menjadi US$2,41 miliar, dibandingkan pada 2016 sebesar US$3,15 miliar. Adapun, EBITDA Pertamina juga merosot 17%, dari US$7,56 miliar pada 2016 menjadi US$6,29 miliar tahun lalu.
"Memang, sesuai keputusan Kementerian ESDM, belum ada kebijakan penyesuaian harga produk premum dan solar sampai kuartal pertama tahun ini," kata Elia di hadapan Komisi VI DPR, Senin (29/1).
Untuk menangani persoalan tersebut, dia menyebutkan perseroan menempuh langkah efisiensi biaya operasional (operational expenditure/opex) sepanjang tahun lalu, yang tercatat sebesar US$38 miliar. Meski demikian, belanja operasional itu tetap menanjak 26% ketimbang 2016 yang hanya US$30,29 miliar.
Elia menyampaikan pendapatan perseroan meningkat 17% pada 2017 sebesar US$42,86 miliar dari posisi 2016 US$36,49 miliar.
"Dari segi rasio, cash ratio Pertamina turun 17%, return on investment (ROI) turun 24,2%, return on equity (ROE) turun 33,5%, tetapi debt to equity ratio (DER) juga turun 4,8% ke 49,43%," ungkapnya.
(gus/gus) Next Article Susunan Lengkap Struktur Organisasi Pertamina yang Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular