Stok Beras Pemerintah Defisit 27 Ribu Ton
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
14 March 2018 10:51
Jakarta, CNBC Indonesia- Krisis beras terus berlanjut. Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengkonfirmasi bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang selama ini dikelola oleh Bulog sudah habis pada bulan ini, bahkan per 12 Maret kemarin jumlahnya sudah minus 27.888 ton.
"CBP itu kan anggaran pemerintah yang dikonversi menjadi beras. Tahun lalu kan ada, lalu digunakan untuk Operasi Pasar, bencana alam, dan sebagainya. Dalam perjalanannya sudah berkurang dan pada bulan ini stok fisiknya mulai minus. Kalau anggaran tahun ini turun baru akan positif lagi," ujar Djarot saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (13/3/2018) malam.
Data Bulog menunjukkan stok CBP pada awal tahun 2018 sebesar 232.804 ton. Dalam 3 bulan terakhir ini hingga 12 Maret kemarin, stok tersebut terus dikeluarkan untuk Operasi Pasar sebanyak 259.513 ton dalam rangka menurunkan harga pasar, serta bantuan darurat korban bencana sejumlah 1.180 ton tanpa ada satu ton pun stok yang masuk karena terhambat pencairan anggaran CBP pemerintah tahun ini.
Djarot mengatakan pihaknya hingga saat ini belum mengetahui stok CBP mau diambil dari mana karena hal itu tergantung kebijakan pemerintah.
"Tergantung pemerintah untuk beli yang mana, menyerap dari [panen] lokal atau membeli beras yang diimpor kemarin. Saya tidak dalam posisi mengajukan itu, sekarang saya hanya menunggu cairnya anggaran sebesar Rp 2,5 triliun dan keputusan pemerintah," kata Djarot.
Terkait beras impor, Djarot mengakui bahwa hingga saat ini statusnya belum jelas, apakah akan dikonversi menjadi CBP atau murni stok beras Bulog, tergantung anggaran yang dicairkan pemerintah.
"Yang pasti beras itu diimpor oleh Bulog menggunakan dana Bulog," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Cek Fakta, Benarkah Cadangan Beras RI Hanya Cukup 3 Minggu?
"CBP itu kan anggaran pemerintah yang dikonversi menjadi beras. Tahun lalu kan ada, lalu digunakan untuk Operasi Pasar, bencana alam, dan sebagainya. Dalam perjalanannya sudah berkurang dan pada bulan ini stok fisiknya mulai minus. Kalau anggaran tahun ini turun baru akan positif lagi," ujar Djarot saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (13/3/2018) malam.
Djarot mengatakan pihaknya hingga saat ini belum mengetahui stok CBP mau diambil dari mana karena hal itu tergantung kebijakan pemerintah.
"Tergantung pemerintah untuk beli yang mana, menyerap dari [panen] lokal atau membeli beras yang diimpor kemarin. Saya tidak dalam posisi mengajukan itu, sekarang saya hanya menunggu cairnya anggaran sebesar Rp 2,5 triliun dan keputusan pemerintah," kata Djarot.
Terkait beras impor, Djarot mengakui bahwa hingga saat ini statusnya belum jelas, apakah akan dikonversi menjadi CBP atau murni stok beras Bulog, tergantung anggaran yang dicairkan pemerintah.
"Yang pasti beras itu diimpor oleh Bulog menggunakan dana Bulog," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Cek Fakta, Benarkah Cadangan Beras RI Hanya Cukup 3 Minggu?
Most Popular