Isu Perang Dagang Mereda, IHSG Dibuka Menguat

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
09 March 2018 09:12
IHSG dibuka menguat karena sentimen perang dagang AS melemah, tetapi IHSG masih dibayangi oleh pelemahan harga komoditas dan aksi ambil untung.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,07% ke 6.448,19 poin pada pembukaan perdagangan hari ini. Penguatan ini sejalan dengan bursa-bursa utama Asia yang mengalami penguatan pada pembukaan perdagangan yang dipengaruhi kabar dari Amerika Serikat (AS), potensi di perpanjangan kebijakan quantitative easing Eropa dan perkembangan perekonomian China.

Penguatan Bursa saham hari ini berasal dari sektor perbankan. Saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) naik 11,86%, saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) menguat 10,8% dan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk yang menguat 4,62%.

Sebelumnya, bursa utama Asia dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 mengalami penguatan 2%, Indeks Kospi mengalami penguatan sebesar 0,43% dan Indeks Hang Seng mengalami penguatan 0,7%.

Menurut Tim Research CNBC Indonesia, untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah sentimen positif yang bisa membuat IHSG melanjutkan penguatan. Pertama tentunya kabar baik dari Wall Street yang masih mencatatkan penguatan. Diharapkan ini menjadi energi bagi bursa saham Asia, termasuk Indonesia.

Tiga indeks utama Wall Street mencatatkan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,38%, S&P 500 menguat 0,45%, dan Nasdaq bertambah 0,42%. Penguatan ini didorong Meredanya kekhawatiran terhadap potensi perang dagang sebab AS membuka peluang bagi beberapa negara mendapatkan pengecualian.
 
Investor juga perlu mencermati rilis kinerja sejumlah emiten yang akan diumumkan hari ini, seperti EXCL, BBNP, dan AGRS. Bila hasilnya solid, maka bisa menjadi angin segar buat IHSG.

Sementara faktor yang bisa menyeret IHSG kembali ke zona merah adalah harga komoditas. Harga minyak masih melanjutkan koreksi karena pasokan minyak AS yang melimpah. Produksi minyak Negeri Paman Sam kini mencapai hampir 10,4 juta barel/hari, rekor tertinggi sepanjang sejarah.
 
Selain itu, penguatan dolar AS juga membebani harga si emas hitam. Greenback menguat setelah ECB digadang-gadang akan menghentikan stimulus moneternya, tetapi secara bertahap dan tidak agresif. Artinya, likuiditas euro masih akan membanjir sehingga sulit untuk menguat dan dolar AS mendapat momentum dari situ.
 
Risiko ambil untung juga masih menghantui IHSG. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan penguatan 1,37%. Bagi investor yang baru masuk pada awal tahun, masih ada sisa keuntungan yang belum direalisasikan.
 
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:

  • Rapat Umum Pemegang Saham EXCL (08.30 WIB).
  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa BBNP (10.00 WIB).
  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa AGRS (14.00 WIB).
  • Rilis data indeks penjualan ritel Indonesia (15.00 WIB).
  • Rilis data inflasi China Februari 2018 (08.30).
  • Pengumuman suku bunga acuan Jepang (tentatif).
  • Rilis data tenaga kerja non-pertanian dan pengangguran AS (20.30.)

(roy/roy) Next Article Penampakan Gedung BEI Sehari Setelah Selasar Ambruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular