
Eropa Pertahankan Stimulus, Bursa Asia Siap Lanjutkan Reli
Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
09 March 2018 08:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa utama Asia kembali melanjutkan penguatan yang sudah terjadi dalam dua hari terakhir. Semua bursa utama Asia mengalami penguatan sejalan dengan penguatan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street.
Indeks Nikkei 225 mengalami penguatan 2% ke 21.795,63 poin. Penopang bursa saham utama Jepang ini berasal dari saham-saham sektor konstruksi. Saham Sekisui House Ltd naik 6,21%, saham Eisai Co Ltd Naik 4,25% dan saham Shimizu Corp menguat 4,26%.
Indeks Kospi mengalami penguatan sebesar 0,43%. Pendorong penguatan bursa Korea Selatan ini adalah saham-saham sektor industri manufaktur. Saham Seondo Electronic Co Ltd menguat 21,72%, saham Korea Industrial Co Ltd menguat 19,42% dan saham Hyundai Elevator Co Ltd menguat 15,29%.
Adapun Indeks Hang Seng mengalami penguatan 0,7% ke 30.858,27 poin. Pendorong bursa Hong Kong ini di dorong sektor perbankan dan teknologi. Saham China Construction Bank Corp menguat 0,11%, China Mobile Ltd menguat 0,008% dan Tencent Holding Ltd 0,007%.
Pada perdagangan hari ini bursa-bursa Asia akan dipengaruhi mencermati kabar dari AS. Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa Kanada dan Meksiko dikecualikan dari negara yang harus membayar bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium.
Bagi negara lain yang ingin mendapatkan pengecualian bisa mengajukan permohonan ke pemerintah AS. Namun detil lebih lanjut mengenai kebijakan ini masih belum jelas, Trump hanya menyatakan pengecualian akan diberikan kepada negara yang memperlakukan AS dengan adil.
Perkembangan kebijakan ini patut dicermati, karena sejumlah negara masih bersiap melakukan "balas dendam" kepada AS. Eropa dan China setidaknya sudah melontarkan komentar keras.
Dari Eropa, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menahan suku bunga kebijakan. Suku bunga refinancing tetap 0%, deposit -0,4%, dan pinjaman 0,25%.
Dalam pengumumannya, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya bisa saja memperpanjang masa pembelian obligasi (quantitative easing) sampai lewat dari September 2018. Namun Draghi tidak menyebutkan pembelian lebih lanjut, yang dibaca pasar sebagai sinyal ECB akan menyelesaikan stimulus dan sudah bersiap mengakhiri era kebijakan moneter longgar.
Pertumbuhan ekonomi Benua Biru, menurut Draghi, sudah membaik. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 2,4%. Lebih baik dibandingkan proyeksi yang dibuat akhir tahun lalu yaitu 2,3%.
Sentimen positif lainnya datang dari ekspor China pada Februari 2018 yang melonjak 44,5% secara year on year (YoY). Peningkatan ini merupakan yang tercepat dalam tiga tahun terakhir. Kinerja ekspor China mengindikasikan partumbuhan ekonomi yang tetap kokoh.
Sebagai tambahan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 Jepang direvisi menjadi 1,6% YoY, dari estimasi awal sebesar 0,5% YoY. Nilai tersebut juga lebih besar dari konsensus Reuters sebesar 0,9% YoY. Bank of Japan akan menentukan suku bunga acuannya pada hari ini.
(roy/roy) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Indeks Nikkei 225 mengalami penguatan 2% ke 21.795,63 poin. Penopang bursa saham utama Jepang ini berasal dari saham-saham sektor konstruksi. Saham Sekisui House Ltd naik 6,21%, saham Eisai Co Ltd Naik 4,25% dan saham Shimizu Corp menguat 4,26%.
Indeks Kospi mengalami penguatan sebesar 0,43%. Pendorong penguatan bursa Korea Selatan ini adalah saham-saham sektor industri manufaktur. Saham Seondo Electronic Co Ltd menguat 21,72%, saham Korea Industrial Co Ltd menguat 19,42% dan saham Hyundai Elevator Co Ltd menguat 15,29%.
Pada perdagangan hari ini bursa-bursa Asia akan dipengaruhi mencermati kabar dari AS. Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa Kanada dan Meksiko dikecualikan dari negara yang harus membayar bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium.
Bagi negara lain yang ingin mendapatkan pengecualian bisa mengajukan permohonan ke pemerintah AS. Namun detil lebih lanjut mengenai kebijakan ini masih belum jelas, Trump hanya menyatakan pengecualian akan diberikan kepada negara yang memperlakukan AS dengan adil.
Perkembangan kebijakan ini patut dicermati, karena sejumlah negara masih bersiap melakukan "balas dendam" kepada AS. Eropa dan China setidaknya sudah melontarkan komentar keras.
Dari Eropa, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menahan suku bunga kebijakan. Suku bunga refinancing tetap 0%, deposit -0,4%, dan pinjaman 0,25%.
Dalam pengumumannya, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya bisa saja memperpanjang masa pembelian obligasi (quantitative easing) sampai lewat dari September 2018. Namun Draghi tidak menyebutkan pembelian lebih lanjut, yang dibaca pasar sebagai sinyal ECB akan menyelesaikan stimulus dan sudah bersiap mengakhiri era kebijakan moneter longgar.
Pertumbuhan ekonomi Benua Biru, menurut Draghi, sudah membaik. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 2,4%. Lebih baik dibandingkan proyeksi yang dibuat akhir tahun lalu yaitu 2,3%.
Sentimen positif lainnya datang dari ekspor China pada Februari 2018 yang melonjak 44,5% secara year on year (YoY). Peningkatan ini merupakan yang tercepat dalam tiga tahun terakhir. Kinerja ekspor China mengindikasikan partumbuhan ekonomi yang tetap kokoh.
Sebagai tambahan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 Jepang direvisi menjadi 1,6% YoY, dari estimasi awal sebesar 0,5% YoY. Nilai tersebut juga lebih besar dari konsensus Reuters sebesar 0,9% YoY. Bank of Japan akan menentukan suku bunga acuannya pada hari ini.
(roy/roy) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
Most Popular