
Moeldoko, Penggagas Bus Listrik di Bandara Soekarno-Hatta
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 March 2018 19:12

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mobil Anak Bangsa yang dikendalikan salah satunya oleh Jenderal (Purn.) Moeldoko hari ini mengungkap rencana kerja sama dengan PT Angkasa Pura II untuk menguji coba bus listrik di Bandara Soekarno-Hatta.
Bus listrik produksi Mobil Anak Bangsa itu akan digunakan sebagai transportasi penumpang pesawat di sisi udara dan sisi darat.
(ray/ray) Next Article Tren Orang Naik Bus dan Kereta Lagi Tinggi, Pesawat Mahal?
Bus listrik produksi Mobil Anak Bangsa itu akan digunakan sebagai transportasi penumpang pesawat di sisi udara dan sisi darat.
Moeldoko, yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Staf Presiden Joko Widodo, mengatakan ide pengembangan bus listrik ini antara lain melihat pasar yang berkembang ke depannya.
"Kami lebih tertarik di kendaraan komersial, karena kalau kita lihat dari hitung-hitungan bisnis, tidak mungkin bersaing dengan Tesla. Mereka sudah begitu maju. Saya optimistis untuk terjun ke pasar karena pengoperasian bus listrik jauh lebih efisien dibanding menggunakan BBM. Nanti ke depannya sangat mungkin di setiap halte bus ada charging station, apalagi dengan sistem token akan mudah sekali," jelas Moeldoko di JJC, Sabtu (3/3/2018).
Dia menuturkan dalam memproduksi baterai dan motor listrik pihaknya bekerja sama dengan China Trustful Group Ltd.
"Saya pribadi ingin baterai diproduksi di Indonesia dan mereka mendukung penuh rencana tersebut. Siang ini kami teken MoU dengan mereka karena penggunaan baterai ke depannya sangat penting, bukan hanya untuk bus. Paling tidak kami butuh 5 tahun untuk transfer teknologi. Mudah-mudahan dalam periode tersebut mereka mau membangun pabrik di Indonesia," jelas Moeldoko.
Sementara itu, Mayjen (Purn.) Leonard, Presiden Direktur Mobil Anak Bangsa, mengatakan perseroan siap memproduksi bus listrik sebanyak 100 unit per bulan di pabrik yang terletak di Subang, Jawa Barat.
Dia mengatakan permintaan terhadap bus listirk produksi perseroan sudah datang dari kalangan pemerintahan dan bandara. "Fokus kami mulai dari situ, termasuk Transjakarta," jelasnya.
Leonard mengatakan bus listrik ini nantinya dilepas ke pasar dengan harga kisaran Rp 3 miliar, memiliki kapasitas baterai 259,2 kWh dengan umur baterai 10 tahun yang mampu menempuh jarak 250 km dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam.
"Kami lebih tertarik di kendaraan komersial, karena kalau kita lihat dari hitung-hitungan bisnis, tidak mungkin bersaing dengan Tesla. Mereka sudah begitu maju. Saya optimistis untuk terjun ke pasar karena pengoperasian bus listrik jauh lebih efisien dibanding menggunakan BBM. Nanti ke depannya sangat mungkin di setiap halte bus ada charging station, apalagi dengan sistem token akan mudah sekali," jelas Moeldoko di JJC, Sabtu (3/3/2018).
"Saya pribadi ingin baterai diproduksi di Indonesia dan mereka mendukung penuh rencana tersebut. Siang ini kami teken MoU dengan mereka karena penggunaan baterai ke depannya sangat penting, bukan hanya untuk bus. Paling tidak kami butuh 5 tahun untuk transfer teknologi. Mudah-mudahan dalam periode tersebut mereka mau membangun pabrik di Indonesia," jelas Moeldoko.
Sementara itu, Mayjen (Purn.) Leonard, Presiden Direktur Mobil Anak Bangsa, mengatakan perseroan siap memproduksi bus listrik sebanyak 100 unit per bulan di pabrik yang terletak di Subang, Jawa Barat.
Dia mengatakan permintaan terhadap bus listirk produksi perseroan sudah datang dari kalangan pemerintahan dan bandara. "Fokus kami mulai dari situ, termasuk Transjakarta," jelasnya.
Leonard mengatakan bus listrik ini nantinya dilepas ke pasar dengan harga kisaran Rp 3 miliar, memiliki kapasitas baterai 259,2 kWh dengan umur baterai 10 tahun yang mampu menempuh jarak 250 km dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam.
(ray/ray) Next Article Tren Orang Naik Bus dan Kereta Lagi Tinggi, Pesawat Mahal?
Most Popular