Pertamax Cs Naik, Inflasi Tambah 0,5%

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 March 2018 15:43
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan ada penambahan tingkat inflasi akibat dinaikkannya BBM non subsidi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan ada penambahan tingkat inflasi akibat dinaikkannya BBM non subsidi.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi, dalam konferensi persnya di Gedung BI, Kamis (1/3/2018), menyebut tambahan tingkat inflasi akibat BBM non subsidi mencapai 0,5%.

"Walaupun ada penyesuaian harga Pertamax yang non subsidi, perhitungan kami angkanya kecil, 0,5% atau di bawah itu. Berdamok tapi tidak lewat dari kisaran range yang ditetapkan BI," kata Doddy.

Dalam hasil Rapat Dewan Gubernur BI, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, antara lain sebagai antisipasi risiko meningkatnya tekanan inflasi, khususnya yang bersumber dari volatile food.

Untuk diketahui, Pertamina juga melakukan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi yang mulai berlaku pada 24 Februari 2018.


Seperti dikutip dari website Pertamina, Minggu (25/2/2018), harga BBM yang naik, antara lain Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite, sedangkan untuk Pertalite, Premium dan Solar tetap.

Harga Pertamax per liternya di wilayah Jakarta naik dari Rp 8.600 menjadi Rp 8.900, Pertamax Turbo naik dari Rp 9.600 menjadi Rp 10.100, Pertamina Dex naik dari Rp 9.250 menjadi Rp 10.000, Dexlite naik dari RP 7.500 menjadi Rp 8.100.

Selain di Jakarta, kenaikan harga bensin juga terjadi di beberapa daerah lainnya. Pada wilagah Indonesia bagian timur harga harga Petamax bahkan jauh lebih mahal yaitu mencapai Rp 11.750 di Maluku Utara.


(dru/dru) Next Article 6 Uang Rupiah Ini Tak Laku Tahun Depan, Intip Penampakannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular