
Internasional
AS Ingin Privatisasi Stasiun Luar Angkasa ISS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 February 2018 06:35

Washington, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) ingin menjadikan Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ ISS) perusahaan komersial yang dijalankan oleh industri swasta, koran Washington Post melaporkan hari Minggu (11/2/2018).
Gedung Putih diketahui ingin mengakhiri pendanaan bagi program yang menelan biaya besar itu dalam beberapa tahun ke depan, dilansir dari AFP.
Rencana AS itu mencakup privatisasi ISS yang merupakan stasiun luar angkasa berorbit rendah yang dipiloti lembaga ruang angkasa AS, NASA, bersama-sama dengan Rusia.
ISS mengizinkan astronot internasional, terutama dari Kanada, negara-negara Eropa, dan Jepang, untuk melakukan berbagai riset ilmiah di lingkungan luar Bumi.
“Keputusan menghentikan dukungan dana federal untuk ISS pada tahun 2025 tidak berarti ISS akan berhenti mengorbit saat itu. Dimungkinkan bagi industri swasta untuk menjalankan bagian-bagian maupun kemampuan ISS sebagai bagian pengembangan platform komersial di kemudian hari,” demikian ungkap sebuah dokumen internal NASA yang dikutip Washington Post.
“NASA akan mengembangkan kerjasama komersial dan internasional selama tujuh tahun ke depan untuk memastikan keberlanjutan akses dan kehadiran umat manusia terhadap orbit rendah Bumi.”
Proposal anggaran yang akan diumumkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump hari Senin mengusulkan dana sebesar US$150 juta (Rp 2 triliun) bagi ISS di tahun fiskal 2019 untuk memastikan pengembangan dan pematangan entitas komersial pengganti ISS.
Untuk memuluskan proses transisi tersebut, Gedung Putih akan meminta pihak swasta menyediakan analisa pasar dan rencana pengembangan.
Namun, tidak dijelaskan bagaimana perusahaan swasta akan dapat membukukan keuntungan dari pengambilalihan stasiun yang pertama kali diluncurkan tahun 1998 itu.
Rencana privatisasi itu diperkirakan akan menghadapi pertentangan yang tajam sebab AS telah menghabiskan sekitar $100 miliar untuk meluncurkan, mengoperasikan, dan mendukung stasiun tersebut.
(prm) Next Article Robot Penjelajah NASA Bermasalah di Mars, Ada Alien?
Gedung Putih diketahui ingin mengakhiri pendanaan bagi program yang menelan biaya besar itu dalam beberapa tahun ke depan, dilansir dari AFP.
Rencana AS itu mencakup privatisasi ISS yang merupakan stasiun luar angkasa berorbit rendah yang dipiloti lembaga ruang angkasa AS, NASA, bersama-sama dengan Rusia.
“Keputusan menghentikan dukungan dana federal untuk ISS pada tahun 2025 tidak berarti ISS akan berhenti mengorbit saat itu. Dimungkinkan bagi industri swasta untuk menjalankan bagian-bagian maupun kemampuan ISS sebagai bagian pengembangan platform komersial di kemudian hari,” demikian ungkap sebuah dokumen internal NASA yang dikutip Washington Post.
“NASA akan mengembangkan kerjasama komersial dan internasional selama tujuh tahun ke depan untuk memastikan keberlanjutan akses dan kehadiran umat manusia terhadap orbit rendah Bumi.”
Proposal anggaran yang akan diumumkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump hari Senin mengusulkan dana sebesar US$150 juta (Rp 2 triliun) bagi ISS di tahun fiskal 2019 untuk memastikan pengembangan dan pematangan entitas komersial pengganti ISS.
Untuk memuluskan proses transisi tersebut, Gedung Putih akan meminta pihak swasta menyediakan analisa pasar dan rencana pengembangan.
Namun, tidak dijelaskan bagaimana perusahaan swasta akan dapat membukukan keuntungan dari pengambilalihan stasiun yang pertama kali diluncurkan tahun 1998 itu.
Rencana privatisasi itu diperkirakan akan menghadapi pertentangan yang tajam sebab AS telah menghabiskan sekitar $100 miliar untuk meluncurkan, mengoperasikan, dan mendukung stasiun tersebut.
(prm) Next Article Robot Penjelajah NASA Bermasalah di Mars, Ada Alien?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular