
Menperin - Pengusaha Arab Bertemu Bahas Investasi di RI
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
06 February 2018 17:07

Jakarta, CNBC Indonesia – RI dan Uni Emirat Arab membahas kemungkinan kerja sama di sektor industri pembangkit listrik, alat kesehatan, energi alternatif dan migas serta pengolahan air.
(ray/ray) Next Article Airlangga : Indonesia Bisa Jadi Hub Otomotif Global
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memandang Uni Emirat Arab (UEA) sebagai mitra strategis, khususnya Dubai. Sebagai salah satu hub perdagangan dunia, Dubai dapat menjadi pintu bagi RI untuk meningkatan ekspor produk industri ke berbagai negara.
Dia menuturkan hal itu usai menerima Delegasi Investor Swasta Persatuan Emirat Arab yang dipimpin oleh CEO Tashyeed Group Zayed Bin Owaidah Al Qubaisy di Kementerian Perindustrian, Selasa (06/02/2018).
Adapun sejumlah perusahaan asal Uni Emirat Arab, yang menyatakan minat investasi di Indonesia, antara lain Emaar, Dubai World, Drydock, Limitles, Etisalat, Mudabala, IPIC, dan Al Dhahra.
Dalam kesempatan itu, Menperin mengatakan sejumlah potensi investasi bagi perusahaan asal Uni Emirat Arab antara lain di sektor industri power plant seiring dengan komitmen pemerintah membangun infrastruktur kelistrikan guna mencapai 35.000 MW.
Total investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan kelistrikan di RI mencapai Rp 1.189 triliun untuk pembangunan 291 unit pembangkit listrik, 735 jalur jaringan transmisi dan 1.273 unit gardu induk.
“Kami juga tengah memfasilitasi penelitian dan pengembangan produk solar cell untuk implementasi di industri dan masyarakat,” ujarAirlangga.
Potensi lainnya adalah investasi di industri alat kesehatan di mana pemerintah mendorong penggunaan teknologi terkini secara terintegrasi termasuk komponen, bahan baku dan bahan penolong.
“Kami berharap juga adanya pendirian center of excellent yang mencakup kegiatan litbang dalam mendukung produksi alat kesehatan dasar massal untuk keperluan dalam negeri,” kata Airlangga.
Dia mengatakan Kementerian Perindustrian telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan terkait skema pemberian insetif fiskal kepada investor yang akan mengembangkan pendidikan vokasi dan pusat inovasi di Tanah Air.
Bagi perusahaan yang turut mendorong pengembangan SDM akan diberi tax allowance 200%, dan sebesar 300% untuk pengembangan pusat inovasi (research & development).
Uni Ermirat Arab telah berinvestasi ke Indonesia sebanyak US$ 55 juta dengan 80 proyek pada tahun 2016. Capaian itu meningkat dari investasi US$ 19,25 juta tahun 2015.
Dia menuturkan hal itu usai menerima Delegasi Investor Swasta Persatuan Emirat Arab yang dipimpin oleh CEO Tashyeed Group Zayed Bin Owaidah Al Qubaisy di Kementerian Perindustrian, Selasa (06/02/2018).
Dalam kesempatan itu, Menperin mengatakan sejumlah potensi investasi bagi perusahaan asal Uni Emirat Arab antara lain di sektor industri power plant seiring dengan komitmen pemerintah membangun infrastruktur kelistrikan guna mencapai 35.000 MW.
Total investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan kelistrikan di RI mencapai Rp 1.189 triliun untuk pembangunan 291 unit pembangkit listrik, 735 jalur jaringan transmisi dan 1.273 unit gardu induk.
“Kami juga tengah memfasilitasi penelitian dan pengembangan produk solar cell untuk implementasi di industri dan masyarakat,” ujarAirlangga.
Potensi lainnya adalah investasi di industri alat kesehatan di mana pemerintah mendorong penggunaan teknologi terkini secara terintegrasi termasuk komponen, bahan baku dan bahan penolong.
“Kami berharap juga adanya pendirian center of excellent yang mencakup kegiatan litbang dalam mendukung produksi alat kesehatan dasar massal untuk keperluan dalam negeri,” kata Airlangga.
Dia mengatakan Kementerian Perindustrian telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan terkait skema pemberian insetif fiskal kepada investor yang akan mengembangkan pendidikan vokasi dan pusat inovasi di Tanah Air.
Bagi perusahaan yang turut mendorong pengembangan SDM akan diberi tax allowance 200%, dan sebesar 300% untuk pengembangan pusat inovasi (research & development).
Uni Ermirat Arab telah berinvestasi ke Indonesia sebanyak US$ 55 juta dengan 80 proyek pada tahun 2016. Capaian itu meningkat dari investasi US$ 19,25 juta tahun 2015.
(ray/ray) Next Article Airlangga : Indonesia Bisa Jadi Hub Otomotif Global
Most Popular