Proyeksi BI: Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,1%, CAD 1,8% di 2017

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 February 2018 14:21
Bank sentral juga memproyeksi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) berada di level 1,8% dari PDB.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 yang akan dirilis pada 5 Februari 2018 mencapai 5,1%. Kondisi tersebut sejalan dengan sejumlah indikator makro ekonomi yang semakin membaik.

Gubernur BI Agus Martowardojo saat berbincang dengan media di kompleks BI menjabarkan hal itu. Berikut poin-poin penting yang menjadi perhatian bank sentral sepanjang 2017 dan 2018 :

Pertumbuhan ekonomi 2017 & dan proyeksi 2018

BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 mencapai 5,1%. Hal tersebut tak lepas dari terjaganya sejumlah indikator makro seperti laju inflasi yang terjaga, transaksi berjalan yang masih relatif sehat, dan neraca pembayaran yang terjaga.

Bank sentral memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) berada di level 1,8% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara itu, pada tahun ini transaksi berjalan diperkirakan berada di kisaran 2-2,5%, dengan titik tengah 2,1% terhadap PDB.

“Kami lihat transaksi berjalan di kisaran US$$ 17 miliar, dan tahun ini memang ada peningkatan sampai US$ 22 miliar. Tapi kalau dilihat dari persentase, kira-kira 2,1% terhadap PDB,” kata Agus, Jumat (2/2/2018).

Agus menilai, kondisi ekonomi Indonesia pada tahun ini mulai memasuki pemulihan. BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 5,1-5,4%, seiring dengan momentum pemulihan ekonomi dunia.

Menurut Agus, Indonesia perlu mengambil peluang saat momentum pertumbuhan ekonomi dunia mulai membaik. Pada tahun ini, bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3,8%.

“Indonesia harus mengambil kesempatan ini karena berpeluang juga meningkatkan ekonominya karena ekonomi dunia membaik,” jelasnya.

Volatilitas Rupiah 7%

Sementara di satu sisi, bank sentral tak memungkiri, pergerakan rupiah dalam beberapa hari belakangan memang sedikit tertekan. Bahkan, bank sentral mencatat volatilitas rupiah secara year to date berada di angka 7%.

“Ini menunjukan kondisi pasar uang Indonesia yang sebenarnya,” katanya.

Meski demikian, otoritas moneter mencatat, dana asing yang masuk Indonesia masih cukup besar meskipun sempat terjadi arus modal keluar sebesar Rp 4 triliun. Total dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun sampai 20 Januari mencapai Rp 40 triliun.

BI menegaskan tidak akan membiarkan rupiah terlempar jauh dari fundamentalnya. BI akan berada di pasar, dan siap melakukan intervensi apabila mata uang Garuda terlempar jauh dari fundamental yang sebenarnya.

“BI akan selalu menjaga stabilitas, dan BI akan menjaga nilai tukar rupiah mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. BI pasti hadir di pasar untuk jaga stabilitas,” tegasnya.
(dru) Next Article Begini Kondisi Ekonomi Terkini RI Pasca Serangan Varian Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular