Internasional

China Batalkan Ratusan Penerbangan ke Taiwan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 January 2018 19:39
Hubungan China dan Taiwan semakin memanas, China kini membatalkan ratusan rute penerbangan ke dan dari Taiwan
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia- Maskapai penerbangan China membatalkan ratusan penerbangan ke dan dari Taiwan akibat meningkatnya perselisihan mengenai rute penerbangan.

Langkah tersebut mengganggu rencana ribuan penumpang untuk melangsungkan liburan Tahun Baru Imlek, di mana merupakan masa penerbangan paling sibuk di dua negara ini.



Pada Selasa (31/1/2018) lalu, dua maskapai utama, China Eastern Airlines (CEA) dan Xiamen Airlines, membatalkan penerbangan karena Taiwan menolak untuk menyetujui penerbangan tersebut. Sementara, penerbangan yang telah dijadwalkan sebagai tambahan layanan reguler Taiwan Airlines untuk memenuhi tingginya permintaan penerbangan di sekitar liburan Tahun Baru Imlek itu rencananya akan dimulai bulan depan.

China Eastern Airlines telah membatalkan 212 penerbangan antara China daratan dan Taiwan, sedangkan Xiamen Airlines telah membatalkan sedikitnya 70 penerbangan tambahannya. Pada awal bulan ini Administrasi Penerbangan Sipil China mengumumkan bahwa pihaknya membuka empat rute untuk memudahkan lalu lintas udara di wilayah udara di atas Selat Taiwan, yang memisahkan pulau itu dari daratan China. Maskapai penerbangan China berencana menggunakan jalur itu untuk penerbangan Tahun Baru Imlek mereka. Namun, Pejabat Taiwan mengatakan bahwa rute tersebut sangat berisiko.

Administrasi Aeronautika Sipil Taiwan mengatakan bahwa mereka tidak diajak berkonsultasi mengenai rute tersebut dan menganggap keputusan Beijing tersebut sebagai keputusan “sepihak”. Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, turut memperingatkan bahwa masalah ini bisa membahayakan hubungan yang rapuh antara Taipei dan Beijing.

“Tindakan sepihak baru-baru ini oleh #China - termasuk rute penerbangan M503 & meningkatnya latihan militer - tidak stabil & harus dihindari,” ia memposting di Twitternya awal bulan ini. “#Taiwan akan terus menjaga status quo. Kami mengharap semua pihak melakukan hal yang sama.”

China dan Taiwan berpisah pada 1949 setelah perang saudara meletus. Beijing terus mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menyerang jika Taiwan bertindak untuk membuat badan kemerdekaan de facto. Tsai, presiden terpilih pada 2016 lalu, menolak untuk menyetujui prinsip “Satu China”, yang menyatakan bahwa Taiwan dan daratan tersebut adalah bagian dari China dan mengatakan ingin mempertahankan status quo.

Kedua negara telah mengurangi komunikasi sejak ia berkuasa, sementara Beijing mulai meningkatkan latihan militer di Selat Taiwan. Taiwan mengatakan militernya akan menantang setiap pesawat yang mengancam keamanan pulau tersebut.
(gus/gus) Next Article AS Jual Pesawat Militer US$330 Juta Ke Taiwan, China Mengamuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular