
Pengusaha Minta Suku Cadang Pesawat Bebas Bea Masuk
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
30 January 2018 17:59

Jakarta, CNBC Indonesia – Industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) di dalam negeri meminta pembebasan bea masuk terhadap suku cadang yang diimpor.
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisjahbana mengatakan saat ini suku cadang dan komponen pesawat sebagian besar didatangkan dari luar negeri.
"Industri MRO saat ini spareparts dan material impor semua. Jadi, walaupun keliatannya besar (nilai pasar) US$ 1 miliar per tahun, mungkin 60% komponen dibeli dari luar. Makanya yang mereka inginkan kalau bisa pajak masuk 0%," ujar Andi, Selasa (30/1/2018).
Meskipun begitu, Andi sangat mendukung pengembangan industri manufaktur komponen pesawat. Dia berharap perlahan-lahan, setidaknya komponen interior pesawat bisa menggunakan hasil produksi industri domestik.
"Kalau anda naik pesawat, di tempat duduk anda lihat jok kulitnya. Interior ini biasa diganti setiap tiga tahun. Nah pelan-pelan kita harapkan industri kita yang menyuplai, mereka sangat mampu," jelas Andi.
Terkait investasi, Andi mengatakan industri di dalam negeri mampu untuk memproduksi material yang sederhana, seperti cover jok, dan lain-lain. Namun, yang diperlukan adalah pemahaman safety, seperti apakah bahannya cepat terbakar atau menghasilkan gas berbahaya saat terbakar.
"Pembuktian safety ini bagian dari kualifikasi dan sertifikasi. Ini yang kita perlu kerja sama dengan pihak luar," tambahnya.
(ray/ray) Next Article Industri Bengkel Pesawat RI Kalah Dari Negara ASEAN Lainnya
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisjahbana mengatakan saat ini suku cadang dan komponen pesawat sebagian besar didatangkan dari luar negeri.
"Industri MRO saat ini spareparts dan material impor semua. Jadi, walaupun keliatannya besar (nilai pasar) US$ 1 miliar per tahun, mungkin 60% komponen dibeli dari luar. Makanya yang mereka inginkan kalau bisa pajak masuk 0%," ujar Andi, Selasa (30/1/2018).
"Kalau anda naik pesawat, di tempat duduk anda lihat jok kulitnya. Interior ini biasa diganti setiap tiga tahun. Nah pelan-pelan kita harapkan industri kita yang menyuplai, mereka sangat mampu," jelas Andi.
Terkait investasi, Andi mengatakan industri di dalam negeri mampu untuk memproduksi material yang sederhana, seperti cover jok, dan lain-lain. Namun, yang diperlukan adalah pemahaman safety, seperti apakah bahannya cepat terbakar atau menghasilkan gas berbahaya saat terbakar.
"Pembuktian safety ini bagian dari kualifikasi dan sertifikasi. Ini yang kita perlu kerja sama dengan pihak luar," tambahnya.
(ray/ray) Next Article Industri Bengkel Pesawat RI Kalah Dari Negara ASEAN Lainnya
Most Popular