
Jokowi dan Holdingisasi BUMN
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 January 2018 08:26

Jakarta, CNBC Indonesia – Pembentukan perusahaan induk atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang energi sudah di depan mata. Holdingisasi BUMN memang merupakan rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi).
(aji/aji) Next Article Pertamina Jadi Pemegang Saham Mayoritas PGN
Indonesia saat ini memiliki 115 BUMN. Presiden Jokowi seringkali menyatakan bahwa BUMN terlalu banyak sehingga tidak efisen.
Oleh karena itu, Jokowi mendorong BUMN yang bergerak di bidang yang sama untuk bergabung membentuk holding. “BUMN kita kalau mau bersinergi, saya meyakini banyak efisiensi yang bisa dilakukan,” ujarnya seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi berencana untuk membentuk enam perusahaan holding BUMN. Holding tersebut akan bergerak di bidang keuangan, energi, pertambangan, konstruksi/karya, perumahan, serta pangan.
Dari rencana tersebut, sampai saat ini belum ada holding BUMN yang terbentuk. Namun sepertinya pembentukan holding energi sudah di depan mata, di mana PT Pertamina (Persero) akan menjadi pemimpin.
Anak usaha Pertamina, yaitu PT Pertagas, akan berada di bawah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Rencananya holding BUMN energi akan terbentuk Maret 2018. Ketika terbentuk, maka aset holding BUMN energi diperkirakan sekitar Rp 715,59 triliun.
Aset terbesar akan dimiliki oleh holding BUMN keuangan. Holding ini dipimpin oleh PT Danareka (Persero) dan beranggotakan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Total aset holding BUMN keuangan diperkirakan mencapai Rp 3.023,76 triliun.
Sementara holding BUMN karya akan dipimpin oleh PT Hutama Karya (Persero) akan menjadi pemimpin dengan anggota PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Indra Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Yodya Karya (Persero), dan Trans Sumatera Operating Co. Aset holding BUMN tersebut diperkirakan mencapai Rp 154 triliun.
Untuk holding BUMN perumahan, akan dipimpin oleh Perum Perumnas. Sementara anggotanya adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Virama Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), dan PT Indah Karya (Persero). Aset holding ini diperkirakan sekitar Rp 42 triliun.
Sedangkan holding BUMN pertambangan akan dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero). Anggotanya adalah PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), PT Antam (Persero) Tbk (ANTM), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), plus PT Freeport Indonesia. Nantinya aset holding BUMN pertambangan diperkirakan mencapai Rp 182 triliun.
Kemudian ada holding BUMN pangan, di mana Perum Bulog akan menjadi pemimpin. Anggotanya adalah PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Perikanan Nusantara (Per sero), PT Perikanan Indonesia (Persero) dan PT Berdikari (Persero).
Oleh karena itu, Jokowi mendorong BUMN yang bergerak di bidang yang sama untuk bergabung membentuk holding. “BUMN kita kalau mau bersinergi, saya meyakini banyak efisiensi yang bisa dilakukan,” ujarnya seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Dari rencana tersebut, sampai saat ini belum ada holding BUMN yang terbentuk. Namun sepertinya pembentukan holding energi sudah di depan mata, di mana PT Pertamina (Persero) akan menjadi pemimpin.
Anak usaha Pertamina, yaitu PT Pertagas, akan berada di bawah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Rencananya holding BUMN energi akan terbentuk Maret 2018. Ketika terbentuk, maka aset holding BUMN energi diperkirakan sekitar Rp 715,59 triliun.
Aset terbesar akan dimiliki oleh holding BUMN keuangan. Holding ini dipimpin oleh PT Danareka (Persero) dan beranggotakan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Total aset holding BUMN keuangan diperkirakan mencapai Rp 3.023,76 triliun.
Sementara holding BUMN karya akan dipimpin oleh PT Hutama Karya (Persero) akan menjadi pemimpin dengan anggota PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Indra Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Yodya Karya (Persero), dan Trans Sumatera Operating Co. Aset holding BUMN tersebut diperkirakan mencapai Rp 154 triliun.
Untuk holding BUMN perumahan, akan dipimpin oleh Perum Perumnas. Sementara anggotanya adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Virama Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), dan PT Indah Karya (Persero). Aset holding ini diperkirakan sekitar Rp 42 triliun.
Sedangkan holding BUMN pertambangan akan dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero). Anggotanya adalah PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), PT Antam (Persero) Tbk (ANTM), PT Timah (Persero) Tbk (TINS), plus PT Freeport Indonesia. Nantinya aset holding BUMN pertambangan diperkirakan mencapai Rp 182 triliun.
Kemudian ada holding BUMN pangan, di mana Perum Bulog akan menjadi pemimpin. Anggotanya adalah PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Perikanan Nusantara (Per sero), PT Perikanan Indonesia (Persero) dan PT Berdikari (Persero).
(aji/aji) Next Article Pertamina Jadi Pemegang Saham Mayoritas PGN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular