
AS Kembali 'Shutdown'
Pengaruh Penutupan Pemerintahan AS ke Indonesia Terbatas
gita rossiana, CNBC Indonesia
22 January 2018 17:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Standard Chartered Bank memperkirakan penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat (AS) atau shutdown tidak akan berdampak signifikan terhadap indikator makroekonomi Indonesia. Pasalnya, ekonomi AS saat ini sedang berjalan baik dan periode penghentian pemerintahan yang umumnya tidak lama.
Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengungkapkan hal yang paling penting apabila melihat dampak pentupan ini adalah berapa lama periode tersebut langsung. Apabila shutdown terlalu lama, hal itu bisa menganggu aktivitas perekonomian AS karena layanan publik terganggu.
Ia mengungkapkan penutupan pemerintah ini juga bukan yang pertama terjadi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Sebelumnya pada tahun 2013 juga sempat terjadi penghentian aktivitas pemerintah selama 16 hari pada masa pemerintahan Barrack Obama.
"Dengan melihat histori sebelumnya, periode shutdown umumnya tidak begitu lama," kata Aldian dalam acara Global Outlook 2018 di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Senin (22/1/2018). Apalagi, di sisi lain, perekonomian AS juga berada dalam momentum yang cukup bagus, tambahnya.
Akibatnya, periode penutupan pemerintahan yang bersifat sementara tidak akan memengaruhi kondisi yang saat ini sedang baik.
Di dalam negeri, Aldian menilai perekonomian juga sedang berada dalam kondisi positif dengan pemulihan yang terus berlanjut. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di angka 5,2% pada akhir 2018.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4% sebagaimana tercantum dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Adapun faktor pendukung perekonomian tahun ini, menurut Aldian, adalah investasi, belanja rumah tangga, dan ekspor yang meningkat.
"Konsumsi lebih stabil didorong oleh stabilisasi kondisi makroekonomi dan nilai tukar rupiah dan inflasi yang terjaga stabil," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, juga gencar menyalurkan dana desa yang nilainya lebih besar dari penyaluran bantuan langsung tunai. Penyaluran dana desa ini bisa membantu daya beli masyarakat menengah ke bawah.
(prm) Next Article Senat Tunda Voting, Penutupan Pemerintah AS Masuk Hari Ketiga
Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengungkapkan hal yang paling penting apabila melihat dampak pentupan ini adalah berapa lama periode tersebut langsung. Apabila shutdown terlalu lama, hal itu bisa menganggu aktivitas perekonomian AS karena layanan publik terganggu.
Ia mengungkapkan penutupan pemerintah ini juga bukan yang pertama terjadi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Sebelumnya pada tahun 2013 juga sempat terjadi penghentian aktivitas pemerintah selama 16 hari pada masa pemerintahan Barrack Obama.
Akibatnya, periode penutupan pemerintahan yang bersifat sementara tidak akan memengaruhi kondisi yang saat ini sedang baik.
Di dalam negeri, Aldian menilai perekonomian juga sedang berada dalam kondisi positif dengan pemulihan yang terus berlanjut. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di angka 5,2% pada akhir 2018.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4% sebagaimana tercantum dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Adapun faktor pendukung perekonomian tahun ini, menurut Aldian, adalah investasi, belanja rumah tangga, dan ekspor yang meningkat.
"Konsumsi lebih stabil didorong oleh stabilisasi kondisi makroekonomi dan nilai tukar rupiah dan inflasi yang terjaga stabil," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, juga gencar menyalurkan dana desa yang nilainya lebih besar dari penyaluran bantuan langsung tunai. Penyaluran dana desa ini bisa membantu daya beli masyarakat menengah ke bawah.
(prm) Next Article Senat Tunda Voting, Penutupan Pemerintah AS Masuk Hari Ketiga
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular