Jokowi: Petani Harus Bisa Jual Beras, Bukan Gabah

Arys Aditya, CNBC Indonesia
22 January 2018 11:25
Harga beras lebih tinggi dibandingkan gabah. Karena itu, Presiden Jokowi Mendorong agar petani dapat menjual Beras.
Foto: dok. PUPR
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap petani padi dapat menjual hasil panen dalam bentuk beras yang telah diolah, bukan lagi menjual padi secara langsung.

Pernyataan ini disampaikan Jokowi ketika berbicara pada Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji, Minggu (21/01/2018).

Selama ini, jelas Presiden, petani mengurus sawah dengan mengairi, memupuk dan kemudian panen setelah itu menjualnya dalam bentuk gabah.

“Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi, saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,” kata Presiden, seperti dilansir dari Sekretariat Presiden.

Adapun di Kawasan Transmigrasi, Kabupaten Mesuji, itu juga terdapat pabrik penggilingan padi. “Saya mau lihat dulu apa kapasitas (pabrik) di sini cukup atau enggak. Kalau enggak, bisa ditambah. Bermanfaat atau tidak bermanfaat. Kalau tidak sudah tinggalkan. Kalau bermanfaat akan dibesarkan lagi sehingga kapasitasnya memenuhi yang ada di masyarakat,” ujar Presiden.

Presiden kemudian memanggil seorang petani, Jumadi, untuk mengecek langsung harga gabah dan beras.

Jumadi yang juga menjadi Pengurus Tani Srimukti Desa Wonosari, Mesuji, mengelola sawah seluas dua hektare dan setiap hektarenya bisa menghasilkan 7 ton gabah. Jadi, dia bisa menghasilkan total 14 ton gabah dari sawah tersebut.

“Setelah panen 14 ton diapain?” tanya Presiden. Jumadi menjelaskan dirinya menyimpan sebanyak 1 ton gabah dan sisanya sebanyak 13 ton gabah dijual.

“13 ton dijual pas panen atau sudah jadi beras?” tanya Presiden. “Saat panen,” jawab Jumadi.

Adapun harga gabah sebesar Rp3.500 per kg, sedangkan beras berada di kisaran Rp10.000 - Rp11.000 per kg. “Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digilang, dikemas baik apalagi diberi nama baik juga dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga,” kata Presiden.

Selain itu para petani harus mulai memikirkan untuk menjual hasil sawahnya tidak hanya di sekitar Mesuji. “Kalau dikemas yang baik orientasinya bisa dijual ke provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali,” ujar Presiden.

Penjualan dapat dilakukan secara online melalui e-commerce dan media sosial.

“Mulai harus seperti itu. Jadi pembelinya tidak sekitar itu kalau mulai online semua orang seluruh Indonesia, dunia, bisa membeli,” kata Presiden.

Presiden juga mengingatkan pentingnya petani melakukan konsolidasi dalam kelompok besar sehingga memiliki skala produksi yang besar. “Jangan bergerak sendiri akan sulit. Kalau bisa berproduksi dalam skala besar nanti petani bisa bersaing,” ujar Jokowi.

(ray/ray) Next Article Jokowi Main Badminton Sambil Jualan Tank Anoa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular