
Bahas Laba Pertamina, DPR Tiba-Tiba Ubah Rapat Jadi Tertutup
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
18 January 2018 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia- Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan PT Pertamina (Persero) dijadwalkan berlangsung jam 11 siang ini dan digelar secara terbuka. Satu jam setelah rapat berlangsung, tepatnya saat Pertamina membahas asumsi laba, tiba-tiba Komisi VII meminta rapat digelar tertutup.
Pembahasan antara wakil rakyat dibuka dengan menyinggung proyeksi penerimaan Pertamina dengan berbagai asumsi Indonesia Crude Price (ICP) hingga 2022. “Saya usul Pak Ketua, rapat ini diubah menjadi rapat tertutup karena ini menyangkut kebijakan pemerintah dan korporasi,” kata Anggota DPR Komisi VII Herman Khaeron.
Sebelumnya dalam rapat, Pertamina sempat mengaku masih bisa membukukan laba di tengah berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah seperti bahan bakar minyak (BBM) penugasan. Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, penerapannya ke depan sangat mungkin berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Menurut Manik, tugas Pertamina untuk ikut menjalankan misi mengejar ketertinggalan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dengan kehadiran BBM penugasan dapat berdampak, salah satunya pada kapasitas investasi.
Manik mengaku telah melakukan pendataan atas harga BBM di berbagai negara. Hasilnya, Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini menjual BBM paling murah. ”Kalau kita lihat di Singapura, Jepang, Inggris itu perbedaan harga dengan yang kami jual sekitar 10-50%,” sebut Manik.
(gus/gus) Next Article Harga Premium Turun Rp 100, DPR: Pasokannya yang Penting!
Pembahasan antara wakil rakyat dibuka dengan menyinggung proyeksi penerimaan Pertamina dengan berbagai asumsi Indonesia Crude Price (ICP) hingga 2022. “Saya usul Pak Ketua, rapat ini diubah menjadi rapat tertutup karena ini menyangkut kebijakan pemerintah dan korporasi,” kata Anggota DPR Komisi VII Herman Khaeron.
Sebelumnya dalam rapat, Pertamina sempat mengaku masih bisa membukukan laba di tengah berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah seperti bahan bakar minyak (BBM) penugasan. Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, penerapannya ke depan sangat mungkin berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Manik mengaku telah melakukan pendataan atas harga BBM di berbagai negara. Hasilnya, Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini menjual BBM paling murah. ”Kalau kita lihat di Singapura, Jepang, Inggris itu perbedaan harga dengan yang kami jual sekitar 10-50%,” sebut Manik.
(gus/gus) Next Article Harga Premium Turun Rp 100, DPR: Pasokannya yang Penting!
Most Popular