
Bisnis Media
Senja Kala Media Massa Cetak
Aristya Rahadian, CNBC Indonesia
13 January 2018 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan disrupsi pada berbagai bidang. Salah satunya, bisnis media massa konvensional. Dalam dua-tiga tahun ini beberapa media konvensional di Indonesia memutuskan untuk menghentikan bisnis cetak dan beralih ke media online.
PricewaterhouseCoopers (PwC), lembaga audit dan konsultan global yang berbasis di London, melansir riset menarik bertajuk ‘Perspectives from the Global Entertainment and Media Outlook 2017–2021: Curtain up! User experience takes center stage’.
Dalam riset itu, PwC melakukan survei terhadap 54 negara dengan klasifikasi 17 segmen atau subsektor bisnis dalam klasifikasi industri entertainment & media (E&M).
Pada 2021, industri E&M Indonesia hanya mampu meraup pendapatan US$23-US$25 miliar, di bawah rata-rata pendapatan negara yang disurvei US$41 miliar.
Sementara, laju pertumbuhan investasi tahun majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) industri E&M Indonesia sebesar 9%-10%, dua kali lipat dari pertumbuhan global yang hanya 4,2%.
(roy/roy) Next Article Jalan Terjal Media Massa Konvensional Belum Berakhir
Dalam riset itu, PwC melakukan survei terhadap 54 negara dengan klasifikasi 17 segmen atau subsektor bisnis dalam klasifikasi industri entertainment & media (E&M).
Pada 2021, industri E&M Indonesia hanya mampu meraup pendapatan US$23-US$25 miliar, di bawah rata-rata pendapatan negara yang disurvei US$41 miliar.
Sementara, laju pertumbuhan investasi tahun majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) industri E&M Indonesia sebesar 9%-10%, dua kali lipat dari pertumbuhan global yang hanya 4,2%.
(roy/roy) Next Article Jalan Terjal Media Massa Konvensional Belum Berakhir
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular