
Selamatkan Harga Beras, Opsi Impor Kembali Dipilih
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
12 January 2018 07:59

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah absen sejak 2015, Pemerintah kembali memilih opsi impor beras guna menyelamatkan harga agar tidak membubung tinggi.
Keputusan impor 500.000 ton beras setara IR64 diketok kemarin malam, 11 Januari 2018, usai rapat antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan para penyalur beras.
“Saya tidak peduli harga berapa, nanti kami jual dengan harga HET (beras) medium. Yang mengimpor PPI (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia), bisa dengan mitranya,” jelas Mendag.
Sebelum opsi impor dipilih, pemerintah berharap kenaikan harga beras dapat dibendung dengan operasi pasar Bulog yang dimulai bulan ini. Dalam operasi pasar itu, Bulog menyalurkan sebanyak 13.000 ton beras medium ke pasar tradisional.
Adapun seremonial operasi pasar dilakukan pada 9 Januari 2018 di Gudang Bulog, Jakarta, yang juga dihadiri oleh Mendag. Saat itu, Mendag meyakini harga beras medium akan turun setelah dua hari operasi pasar.
Namun, fakta di lapangan menyatakan harga pada 11 Januari 2018 masih tetap tinggi, seperti misalnya di Jakarta, rata-rata harga beras medium di pasar tradisional berkisar Rp 13.300 – Rp 14.000 per kilogram (kg), sementara HET hanya Rp 9.450 per kg.
Harga tinggi itu tentu menjadi masalah dan apabila tidak cepat dikendalikan dapat berdampak ke sektor lain misalnya terhadap industri makanan olahan yang berbahan baku beras.
Kini, pemerintah telah mengambil sikap impor sebagai solusi. Mari berharap harga dapat turun tidak lama setelah beras dari Vietnam dan Thailand itu datang akhir bulan ini, sehingga tidak menjadi beban bagi kita.
(ray/ray) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
Keputusan impor 500.000 ton beras setara IR64 diketok kemarin malam, 11 Januari 2018, usai rapat antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan para penyalur beras.
“Saya tidak peduli harga berapa, nanti kami jual dengan harga HET (beras) medium. Yang mengimpor PPI (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia), bisa dengan mitranya,” jelas Mendag.
Adapun seremonial operasi pasar dilakukan pada 9 Januari 2018 di Gudang Bulog, Jakarta, yang juga dihadiri oleh Mendag. Saat itu, Mendag meyakini harga beras medium akan turun setelah dua hari operasi pasar.
Namun, fakta di lapangan menyatakan harga pada 11 Januari 2018 masih tetap tinggi, seperti misalnya di Jakarta, rata-rata harga beras medium di pasar tradisional berkisar Rp 13.300 – Rp 14.000 per kilogram (kg), sementara HET hanya Rp 9.450 per kg.
Harga tinggi itu tentu menjadi masalah dan apabila tidak cepat dikendalikan dapat berdampak ke sektor lain misalnya terhadap industri makanan olahan yang berbahan baku beras.
Kini, pemerintah telah mengambil sikap impor sebagai solusi. Mari berharap harga dapat turun tidak lama setelah beras dari Vietnam dan Thailand itu datang akhir bulan ini, sehingga tidak menjadi beban bagi kita.
(ray/ray) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
Most Popular