
Internasional
Harga Minyak Dorong Penguatan Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 January 2018 06:22

New York, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak bantu dorong indeks-indeks utama Wall Street mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan hari Kamis (11/1/2018).
Dow Jones Industrial Average menguat tajam 205,6 poin atau 0,81% menjadi 25.574,73 sementara S&P 500 naik 19,33 poin atau 0,7% ke level 2.767,56. Nasdaq Composite juga melejit 58,21 poin atau 0,81% menjadi 7.211,78, dilansir dari Reuters.
Indeks sektor energi S&P 500 ditutup menguat 2% setelah harga minyak mentah Brent menembus US$70 (Rp 935.970) per barel untuk kali pertama sejak Desember 2014. Kenaikan harga minyak mentah Brent tersebut dipicu turunnya produksi dan persediaan minyak Amerika Serikat (AS).
“Satu faktor yang mendorong penguatan [indeks] hari ini dan sepanjang minggu ini adalah menguatnya keyakinan investor akan kenaikan aktivitas ekonomi. Hal itu juga membantu menjelaskan gambaran permintaan saat ini yang ikut mendorong harga minyak naik ke US$70,” kata Scott Clemons, chief investment strategist di Brown Brothers Harriman di New York.
Indeks-indeks acuan Wall Street sebelumnya melemah pada penutupan perdagangan hari Rabu yang merupakan penurunan pertamanya tahun ini. Penurunan itu terjadi setelah beredarnya berita China akan mengurangi pembelian surat berharga negara AS dan Presiden AS Donald Trump akan keluar dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Indeks kembali melemah pada sesi perdagangan sore hari Kamis setelah Presiden Federal Reserve New York William Dudley menyatakan pemotongan pajak akan membuat perekonomian AS tumbuh terlalu cepat (overheating). Ia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di atas tren dengan kenaikan inflasi di tahun ini.
“Dudley bicara mengenai suatu hal yang harus dikhawatirkan investor,” kata Brian Battle, director of trading di Performance Trust Capital Partners di Chicago.
“Satu-satunya risiko untuk pasar modal saat ini adalah suku bunga acuan yang tinggi. Jika suku bunga naik, nilai ekuitas saat ini menjadi terlalu tinggi,” tambahnya.
Investor juga memperkirakan laporan kinerja keuangan perusahaan tercatat kuartal IV-2017 akan bullish. Masa pengumuman laporan keuangan akan dimulai Jumat ini oleh bank-bank besar AS, JPMorgan Chase dan Wells Fargo.
Pendapatan perusahaan-perusahaan S&P 500 diharapkan akan tumbuh 11,8% di kuartal tersebut dengan kenaikan tertinggi terjadi di sektor energi, menurut data Thomson Reuters I/B/E/S.
(ray/ray) Next Article Penjualan Ritel Kinclong, Wall Street ke Zona Hijau
Dow Jones Industrial Average menguat tajam 205,6 poin atau 0,81% menjadi 25.574,73 sementara S&P 500 naik 19,33 poin atau 0,7% ke level 2.767,56. Nasdaq Composite juga melejit 58,21 poin atau 0,81% menjadi 7.211,78, dilansir dari Reuters.
Indeks sektor energi S&P 500 ditutup menguat 2% setelah harga minyak mentah Brent menembus US$70 (Rp 935.970) per barel untuk kali pertama sejak Desember 2014. Kenaikan harga minyak mentah Brent tersebut dipicu turunnya produksi dan persediaan minyak Amerika Serikat (AS).
Indeks-indeks acuan Wall Street sebelumnya melemah pada penutupan perdagangan hari Rabu yang merupakan penurunan pertamanya tahun ini. Penurunan itu terjadi setelah beredarnya berita China akan mengurangi pembelian surat berharga negara AS dan Presiden AS Donald Trump akan keluar dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Indeks kembali melemah pada sesi perdagangan sore hari Kamis setelah Presiden Federal Reserve New York William Dudley menyatakan pemotongan pajak akan membuat perekonomian AS tumbuh terlalu cepat (overheating). Ia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di atas tren dengan kenaikan inflasi di tahun ini.
“Dudley bicara mengenai suatu hal yang harus dikhawatirkan investor,” kata Brian Battle, director of trading di Performance Trust Capital Partners di Chicago.
“Satu-satunya risiko untuk pasar modal saat ini adalah suku bunga acuan yang tinggi. Jika suku bunga naik, nilai ekuitas saat ini menjadi terlalu tinggi,” tambahnya.
Investor juga memperkirakan laporan kinerja keuangan perusahaan tercatat kuartal IV-2017 akan bullish. Masa pengumuman laporan keuangan akan dimulai Jumat ini oleh bank-bank besar AS, JPMorgan Chase dan Wells Fargo.
Pendapatan perusahaan-perusahaan S&P 500 diharapkan akan tumbuh 11,8% di kuartal tersebut dengan kenaikan tertinggi terjadi di sektor energi, menurut data Thomson Reuters I/B/E/S.
(ray/ray) Next Article Penjualan Ritel Kinclong, Wall Street ke Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular