Berkat Rilis Emiten, Wall Street Dibuka Berayun ke Zona Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 July 2020 21:00
FILE - In this March 18, 2020, file photo traders at the New York Stock Exchange watch President Donald Trump's televised White House news conference in New York. When President Donald Trump speaks, financial markets gyrate and quiver in real time. (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Bursa Amerika (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka berayun ke zona hijau pada pembukaan perdagangan Rabu (22/7/2020), menyusul rilis kinerja positif emiten teknologi dan kenaikan pemesanan barang tahan lama (durable goods).

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 20 poin (-0,09%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), danĀ 25 menit kemudian berbalik menguat 94,19 poin (+0,36%) ke 26.564,08. Indeks Nasdaq naik 132,24 poin (+1,28%) ke 10.495,42 sedangkan S&P 500 tertekan 16,67 poin (+0,52%) ke 3.232,3.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama-yang umur pemakaiannya minimal 3 tahun-naik 7,3% pada Juni, setelah sempat naik 15,1% pada Mei. Pemesanan barang inti, yang mengecualikan pesanan pesawat dan alutsista, naik 3,3% atau sedikit di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi 3,6%.

Apple, McDonald's, Pfizer, Alphabet dan AMD bakal merilis kinerja keuangan per kuartal -2020. Pelaku pasar mengantisipasi kinerja positif mereka sehingga saham Apple menguat 1,25% dan Amazon tumbuh 1,75% di sesi pembukaan. Pekan lalu, keduanya anjlok lebih dari 5%.

Pergerakan tersebut terjadi di tengah lonjakan harga emas di pasar spot, pada level US$ 1.943,927 sebelum surut menjadi US$ 1.930,91 per troy ons. Level tersebut merupakan rekor tertinggi baru sejak September 2011.

Hingga akhir pekan lalu, 128 perusahaan yang menjadi konstituen S&P 500 telah merilis kinerjanya, dengan 81% di antaranya menurut catatan Refinitiv telah mengalahkan ekspektasi analis. Namun, secara keseluruhan laba bersih mereka anjlok lebih dari 40% dari tahun lalu.

"Harga saham telah melambung bahkan setelah konsensus analis memperkirakan laba bersih telah anjlok," tutur Ed Yardeni, Kepala Perencana Investasi Yardeni Research.

Pelaku pasar juga memantau perkembangan paket stimulus tambahan setelah pada Minggu Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa Partai Republik telah memfinalisasi paket stimulus yang bernilai US$ 1 triliun tersebut.

Namun Aneta Markowska, Kepala Ekonom Jefferies, mengingatkan bahwa "masih ada ruang lebar antara pemerintah dan Partai Demokrat, terutama terkait dengan manfaat pengangguran dan bantuan pemerintah federal dan lokal."

Menurut dia, stimulus tersebut kemungkinan bakal memerlukan setidaknya lebih dari sepekan untuk berujung pada kesepakatan. Artinya, persetujuan kemungkinan baru bisa dicapai sebelum 31 Juli. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow memberikan bocoran bahwa akan ada santunan tunai senilai US$ 1.200 yang dibagikan pada yang membutuhkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Terkerek Lagi, Wall Street Dibuka dalam Tekanan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular