
Angkasa Pura II Incar Pendapatan Non Aero Rp 4,4 Triliun
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
11 January 2018 19:26

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Angkasa Pura II (AP II) menargetkan pendapatan non aero pada 2018 sebesar Rp 4,4 triliun atau 45% dari total pendapatan perseroan.
Saat ini bisnis dari pengelola 14 bandara itu memiliki bisnis aero dan non aero. Bisnis aero terdiri dari passenger service charge atau tarif jasa kebandarudaraan, penyewaan garbarata, tarif parkir pesawat, dan sebagainya. Sementara itu, bisnis non aero mencakup sewa tempat usaha, papak iklan, billboard, ground handling, parkir kendaraan bermotor dan lainnya.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis AP II Daan Ahmad mengungkapkan untuk bisa mencapai target tersebut perseroan berencana mengembangkan bisnis non organik.
“Kami berencana memperbesar bisnis ground handling dan parking,”ujar dia dalam acara Penandatanganan Kerjasama antara Angkasa Pura dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Menurut rencana, perseroan akan menambah kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa sebagai jalan untuk meningkatkan bisnis ground handling. Sedangkan untuk bisnis parkir, perseroan akan mencari satu mitra dari perusahaan yang kuat.
“Kami akan memperbesar saham di Gapura Angkasa menjadi 46%,”tegas dia.
Selain itu, perseroan juga akan mengoptimalkan bisnis properti. Daan menjelaskan perseroan memiliki tanah menganggur yang sejauh ini belum dioptimalkan.
”Ada rencana untuk membangun airport city di atas tanah idle yang kami miliki, tempatnya tidak hanya di kawasan Cengkareng, tapi ada juga yang di luar itu,” terang dia.
Dengan mengoptimalkan bisnis di luar aero, perseroan berharap bisa terus meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan. Dalam dua tahun mendatang atau 2020, kontribusi bisnis non aero terhadap pendapatan ditarget bisa mencapai 50%.
(ray/ray) Next Article Angkasa Pura II Siapkan Capex Rp 18,7 Triliun
Saat ini bisnis dari pengelola 14 bandara itu memiliki bisnis aero dan non aero. Bisnis aero terdiri dari passenger service charge atau tarif jasa kebandarudaraan, penyewaan garbarata, tarif parkir pesawat, dan sebagainya. Sementara itu, bisnis non aero mencakup sewa tempat usaha, papak iklan, billboard, ground handling, parkir kendaraan bermotor dan lainnya.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis AP II Daan Ahmad mengungkapkan untuk bisa mencapai target tersebut perseroan berencana mengembangkan bisnis non organik.
Menurut rencana, perseroan akan menambah kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa sebagai jalan untuk meningkatkan bisnis ground handling. Sedangkan untuk bisnis parkir, perseroan akan mencari satu mitra dari perusahaan yang kuat.
“Kami akan memperbesar saham di Gapura Angkasa menjadi 46%,”tegas dia.
Selain itu, perseroan juga akan mengoptimalkan bisnis properti. Daan menjelaskan perseroan memiliki tanah menganggur yang sejauh ini belum dioptimalkan.
”Ada rencana untuk membangun airport city di atas tanah idle yang kami miliki, tempatnya tidak hanya di kawasan Cengkareng, tapi ada juga yang di luar itu,” terang dia.
Dengan mengoptimalkan bisnis di luar aero, perseroan berharap bisa terus meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan. Dalam dua tahun mendatang atau 2020, kontribusi bisnis non aero terhadap pendapatan ditarget bisa mencapai 50%.
(ray/ray) Next Article Angkasa Pura II Siapkan Capex Rp 18,7 Triliun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular