Indonesia Kaji Impor Beras Demi Turunkan Harga

Arys Aditya, CNBC Indonesia
09 January 2018 16:27
Impor beras dilakukan apabila stok di dalam negeri menipis sementara harga tetap tinggi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia mengkaji opsi impor beras hingga 1 juta ton untuk mengendalikan harga komoditas pangan itu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan impor diperlukan apabila stok di dalam negeri menipis sementara harga beras tetap tinggi.

JK juga menegaskan impor adalah kebijakan terakhir setelah saat ini pemerintah menjalankan operasi pasar Bulog dan penyaluran beras sejahtera (rastra).

“Kalau terjadi apa-apa, ya secukupnya akan impor, 500.000 ton – 1 juta ton. Opsi impor terbuka, in case itu diperlukan,” jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Wapres, Selasa (09/01/2018).

Konferensi pers digelar setelah Wapres rapat bersama dengan sejumlah menteri membahas kenaikan harga beras.


Adapun berdasarkan situs resmi Kementerian Perdagangan yang di akses sore ini, harga beras medium di Jakarta tercatat Rp 12.500 per kg sementara itu secara nasional Rp 11.177 per kg.

Harga tersebut jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 9.450 per kg.

“Saya tadi sudah perintahkan operasi besar-besaran keluarkan semua stok Bulog. Dan itu kami jamin Insya Allah pada akhir Januari panen sudah mulai dan situasi membaik,” ungkap Wapres.


Sebelumnya, Dirut Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan stok beras medium yang ada di gudang Bulog saat ini sekitar 950.000 ton dan diyakini cukup untuk mengendalikan harga selama empat bulan ke depan.

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang juga turut hadir dalam rapat bersama wapres mengatakan panen pada Februari diperkirakan menghasilkan 3-4 juta ton beras. 

(ray/ray) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular