
Menerka Proyek LRT Ratu Prabu Senilai Rp 405 Triliun
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
09 January 2018 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pekan lalu, proyek light rail transit (LRT) yang diusulkan PT Ratu Prabu menjadi topik bahasan di berbagai media.
Bahkan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno juga membahas isu ini di sela-sela olah raga pagi di kawasan Monas Senin (8/1/2018).
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno menjelaskan kepada Menteri BUMN bahwa Ratu Prabu menggandeng konsultan ternama asal Amerika Serikat, Bechtel International, untuk membuat kajian proyek LRT di Jakarta dan kawasan sekitar.
Proyek LRT Ratu Prabu senilai Rp 405 triliun tergolong bombastis dari sisi nilai karena tiga proyek serupa yang saat ini tengah dijalankan, yaitu LRT Jabodebek, LRT Kelapa Gading, dan LRT Palembang, disebut hanya bernilai total sekitar Rp 100 triliun, seperti yang diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Namun demikian, sesuai arahan Menteri BUMN, Sandi mengatakan agar usulan proyek LRT Ratu Prabu tersebut ditindaklanjuti.
Tidak hanya pemerintah yang sibuk, namun Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ikut bertanya ke PT Ratu Prabu Energi Tbk tentang kebenaran proyek ini.
Pihak Ratu Prabu Energi pun merespon BEI melalui pernyataan tertulis, bahwasanya perseroan tidak terlibat dalam proyek tersebut. Ratu Prabu Energi menegaskan bahwa proyek LRT itu merupakan program dari PT Ratu Prabu selaku pemegang saham Ratu Prabu Energi.
Adapun minat Ratu Prabu membangun LRT sesuai dengan kajian mereka nampaknya tidak dapat terlaksana dalam tahap awal.
Badan Pengelola Transporatsi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan bahwa dalam tahap awal hanya ada empat rute yang memungkinkan untuk dibangun. Rute-rute itu adalah Cibubur – Cileungsi, Cibubur – Pondok Cina, Cibubur – Bogor, Bekasi Timur – Cikarang.
Direktur Prasarana BPTJ Risal Wasal mengatakan usulan rute tersebut sudah disampaikan kepada pihak Ratu Prabu.
“Yang kami tawarkan itu ada feeder dari LRT misalkan Cibubur ke Cileungsi, Cibubur ke Pondok Cina, atau yang LRT lanjutan dari Cibubur sampai ke Bogor, Bekasi Timur sampai ke Cikarang,” jelas Risal.
Hingga kini, baik pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, hingga Ratu Prabu belum secara terbuka memperkenalkan proyek LRT ini secara luas kepada publik.
(prm) Next Article Badan Pengelola Transportasi Usulkan 4 Rute LRT Ratu Prabu
Bahkan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno juga membahas isu ini di sela-sela olah raga pagi di kawasan Monas Senin (8/1/2018).
Dalam kesempatan itu, Sandiaga Uno menjelaskan kepada Menteri BUMN bahwa Ratu Prabu menggandeng konsultan ternama asal Amerika Serikat, Bechtel International, untuk membuat kajian proyek LRT di Jakarta dan kawasan sekitar.
Proyek LRT Ratu Prabu senilai Rp 405 triliun tergolong bombastis dari sisi nilai karena tiga proyek serupa yang saat ini tengah dijalankan, yaitu LRT Jabodebek, LRT Kelapa Gading, dan LRT Palembang, disebut hanya bernilai total sekitar Rp 100 triliun, seperti yang diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Namun demikian, sesuai arahan Menteri BUMN, Sandi mengatakan agar usulan proyek LRT Ratu Prabu tersebut ditindaklanjuti.
Tidak hanya pemerintah yang sibuk, namun Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ikut bertanya ke PT Ratu Prabu Energi Tbk tentang kebenaran proyek ini.
Pihak Ratu Prabu Energi pun merespon BEI melalui pernyataan tertulis, bahwasanya perseroan tidak terlibat dalam proyek tersebut. Ratu Prabu Energi menegaskan bahwa proyek LRT itu merupakan program dari PT Ratu Prabu selaku pemegang saham Ratu Prabu Energi.
Adapun minat Ratu Prabu membangun LRT sesuai dengan kajian mereka nampaknya tidak dapat terlaksana dalam tahap awal.
Badan Pengelola Transporatsi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan bahwa dalam tahap awal hanya ada empat rute yang memungkinkan untuk dibangun. Rute-rute itu adalah Cibubur – Cileungsi, Cibubur – Pondok Cina, Cibubur – Bogor, Bekasi Timur – Cikarang.
Direktur Prasarana BPTJ Risal Wasal mengatakan usulan rute tersebut sudah disampaikan kepada pihak Ratu Prabu.
“Yang kami tawarkan itu ada feeder dari LRT misalkan Cibubur ke Cileungsi, Cibubur ke Pondok Cina, atau yang LRT lanjutan dari Cibubur sampai ke Bogor, Bekasi Timur sampai ke Cikarang,” jelas Risal.
Hingga kini, baik pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, hingga Ratu Prabu belum secara terbuka memperkenalkan proyek LRT ini secara luas kepada publik.
(prm) Next Article Badan Pengelola Transportasi Usulkan 4 Rute LRT Ratu Prabu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular