
Banyak Bocil Cuci Darah, Haruskah Anak-anak Dibelikan Asuransi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena gagal ginjal yang dialami anak-anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sempat viral di media massa maupun media sosial. Media pun kerap menyorot biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan setidaknya 1 dari 5 anak Indonesia berusia 12-18 tahun berpotensi mengalami kerusakan ginjal. Penyebabnya adalah gaya hidup mereka yang kurang sehat.
"Ini salah satu indikator awal kerusakan ginjal. Ini menunjukkan gaya hidup anak-anak kita usia 12-18 tahun ini sangat memprihatinkan. Pola makannya, pola geraknya, pola tidurnya sering begadang, dan malas gerak olahraga," sambungnya.
"Tidak bisa dipungkiri sekarang kejadian obesitas meningkat pada anak-anak. Sekitar 80 persen anak diabetes (tipe 2) itu disertai obesitas. Ini pangkal mula dari segala penyakit termasuk penyakit ginjal," katanya.
Seperti diketahui, selain edukasi akan pentingnya menjaga kesehatan, asuransi tentu bisa memitigasi risiko pengeluaran akibat musibah sakit. Namun asuransi seperti apakah yang tepat dimiliki seorang anak? Berikut pembahasannya.
Bukan asuransi jiwa
Asuransi jiwa merupakan asuransi yang bertujuan untuk melindungi keluarga atau orang tercinta dari musibah hilangnya pendapatan keluarga karena tulang punggung mereka tak lagi bisa memenuhi tanggung jawabnya dalam mencari nafkah bisa jadi karena meninggal dunia atau cacat tetap total.
Jika ditinjau dari manfaatnya, pihak yang tepat memiliki asuransi jiwa adalah orangtua, lantaran dialah yang menanggung hidup anggota keluarganya, termasuk anak.
Adapun asuransi yang tepat dimiliki anak adalah asuransi kesehatan. Asuransi ini merupakan proteksi finansial yang paling standar, karena fungsinya adalah menanggung biaya pengobatan baik rawat inap maupun rawat jalan.
Namun tak jarang, asuransi kesehatan bisa mencairkan uang pertanggungan layaknya asuransi jiwa jika tertanggung meninggal dunia, hanya saja uang pertanggungan itu umumnya tidak sebesar asuransi jiwa.
Menjawab pertanyaan seputar haruskah anak-anak diberikan asuransi kesehatan, pada intinya semua harus dilihat lagi dari kondisi keuangan orangtua.
Jika memang premi Asuransi kesehatan swasta terlalu mahal, seseorang bisa menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat rawat jalan maupun rawat inap.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]