Tak Setuju Panti Jompo? Begini Cara Atur Duit Buat Rawat Orangtua
Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data dari Kementerian Sosial RI, hingga tahun 2022, ada sekitar 800 panti jompo di Indonesia dengan jumlah penghuni hingga 25 ribu orang. Jumlah ini diprediksi terus meningkat seiring dengan realita saat ini di mana tingkat pernikahan sampai kelahiran turun.
Penurunan jumlah angka pernikahan tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 di mana jumlah pernikahan di Indonesia telah turun 128 ribu secara tahunan menjadi 1,57 juta. Dan dalam satu dekade terakhir angka pernikahan anjlok 28,63%.
Menurunnya angka pernikahan juga diprediksi bakal berimplikasi ke jumlah kelahiran anak yang turun. Seperti diketahui, hasil survei BPS pada 2020 menyebutkan angka kelahiran total (total fertility rate) hanya sebesar 2,10.
Belum lama ini, Menteri Sosial RI Tri Rismaharini menyuarakan komentarnya terkait ketidaksetujuannya terhadap konsep panti jompo.
"Panti jompo itu budaya luar negeri. Sebetulnya menurut saya, saya tidak setuju. Tidak sesuai dengan budaya kita. Nanti banyak anak yang berpikir, oh sudah orang tua bisa ditinggal di sana. Apa iya seperti itu? Budaya kita, agama kita, tidak mengajarkan seperti itu," ujar Mensos Risma kepada awak media.
Menurutnya, kehadiran panti jompo bisa menjadi pembenar seorang anak menolak merawat lansia di keluarga. Dia pun mendorong keluarga untuk merawat lansia, alih-alih dititipkan di panti jompo.
Bagaimana tanggapan Anda terkait hal tersebut? Apakah Anda setuju dengan komentar Mensos Risma?
Jika jawabannya ya, namun Anda sendiri masih berjuang untuk memulihkan keuangan, beberapa hal di bawah ini bisa Anda lakukan.
Berikan jaminan kesehatan sesuai kemampuan Anda ke orangtua
Ini mungkin menjadi prioritas utama yang harus terpenuhi. Biaya medis tidaklah murah, dan penyakit kritis sangat mudah muncul dan menyerang orang di usia senja.
Tanpa jaminan kesehatan, maka Anda harus menanggung biaya berobat yang luar biasa mahal di ketika musibah itu muncul.
Jaminan kesehatan tidak mesti berbentuk asuransi kesehatan swasta, melainkan bisa dalam bentuk BPJS Kesehatan yang iurannya jauh lebih murah. Dengan membayar iuran BPJS secara rutin, maka proteksi pun akan aktif dan orangtua Anda bisa berobat dengan gratis di berbagai fasilitas kesehatan.
Atur ulang pengeluaran rumah tangga
Catat ulang pengeluaran rutin Anda dalam sebulan, dan setelah itu Anda bisa membuat pos pengeluaran sendiri untuk pengeluaran orangtua, mulai dari makanan, kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya. Peningkatan jumlah pengeluaran adalah hal yang wajar terjadi untuk saat Anda harus merawat orangtua.
Tanpa pencatatan keuangan, maka Anda tidak akan mendapat gambaran seputar berapa pengeluaran yang bisa Anda alokasikan ke orangtua. Pengeluaran orang tua bisa saja menjadi pengeluaran variabel (tidak tetap) dan bisa membuat Anda mengalami defisit arus kas bulanan.
Bijak dalam atur pengeluaran gaya hidup
Mengurangi bukan berarti benar-benar menghilangkan pos pengeluaran tersebut. Walau beban keuangan terasa berat, Anda tetap harus bisa memiliki waktu sendiri untuk bersenang-senang dengan menggunakan uang pribadi.
Hanya saja mau tidak mau, pengeluaran ini harus dipotong agar Anda memiliki uang lebih yang bisa dimanfaatkan untuk menanggung hidup orangtua Anda.
Alokasikan saja dana untuk keperluan gaya hidup atau melakukan hal yang Anda sukai sebesar 10% dari pemasukan.
Tambah pemasukan Anda
Solusi dari sebagian besar masalah keuangan tentu saja adalah dengan menambah pemasukan bulanan. Namun ketahuilah bahwa tidak semua orang terlatih dan terbiasa dengan hal yang satu ini.
Pelajarilah skil atau keterampilan baru agar dan carilah peluang-peluang kerja sampingan yang bisa Anda lakoni demi merawat orangtua.
(aak/aak)