Adu Cuan

Dolar Rp 16 Ribuan, Lebih Cuan Beli Saham Indomie atau Mayora?

Financial Expert, CNBC Indonesia
02 May 2024 06:30
PT Siloam International Hospitals Tbk melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Saham perdana PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dibuka naik di level Rp 9.150 per saham dari harga penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) Rp 9.000 per saham.
Foto: Rachman Haryanto
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham defensif di sektor konsumer seringkali disebut sebagai saham yang diuntungkan saat terjadi pelemahan Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), hal itu disebabkan karena penjualan produk mereka yang ke luar negeri. Namun ketahuilah bahwa, bukan berarti seluruh saham konsumer layak dikoleksi.

Ketika sebuah perusahaan menerima pendapatan dalam bentuk Dolar AS maka secara tidak langsung, ketika Dolar AS menguat terhadap Rupiah pendapatan perusahaan tentu bisa semakin bertambah.

Lain halnya dengan perusahaan yang bahan baku produknya didapat dari luar negeri. Beban perusahaan yang harus mengimpor bahan baku tentu akan semakin bertambah, dan hal tersebut akan berpengaruh pada menyusutnya laba kotor perusahaan.

Namun apakah hanya dalam pendapatan dalam dominasi Dolar AS sebuah emiten bisa dinyatakan unggul? Agar Anda tidak salah pilih saham, alangkah baiknya untuk memperhatikan contoh kasus di bawah ini.

Melihat perbandingan penjualan dalam negeri vs ekspor

Untuk melihat saham konsumer manakah yang diuntungkan saat Dolar AS menguat, sebagai contoh kasus Anda bisa melakukan perbandingan antara penjualan PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Kedua perusahaan ini memproduksi makanan dan minuman, dan menjual produknya di dalam dan luar negeri.

Dari data laporan tahunan 2023 dua emiten di atas, terlihat jelas bahwa MYOR merupakan emiten dengan penjualan ekspor yang lebih besar daripada ICBP.

Dengan adanya pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS, potensi MYOR dalam mendulang keuntungan tentu lebih besar ketimbang dua perusahaan yang menjadi rivalnya. Hal itu disebabkan karena 43% dari total penjualan MYOR adalah bersifat ekspor.

Kenali komponen biaya produksi

Meskipun kedua perusahaan ini sama-sama memproduksi makanan, kenali pulalah asal muasal bahan baku yang mereka gunakan.

Seperti yang tercantum dalam Laporan Tahunan 2023 ICBP, disebutkan pula bahwa ada risiko harga komoditas yang menjadi bahan baku pembuatan produk mereka. Sebut saja seperti tepung, minyak goreng, dan bubuk susu skim (skim milk powder).

Data dari Trading Economics menunjukkan bahwa harga komoditas gandum yang menjadi bahan baku pembuatan tepung memang sedang menguat secara bulanan 4,48% dari Maret ke April 2024.

Fluktuasi harga komoditas tentu bisa mempengaruhi biaya produksi yang pada akhirnya bisa berdampak pada kinerja perusahaan. Untuk mewaspadai hal tersebut, ICBP terpaksa melakukan penyesuaian harga jual produk secara berkala.

Perhatikan juga denominasi utang jangka panjangnya

Setelah Anda memahami dengan baik penjualan perusahaan sesuai dengan segmentasi wilayahnya, maka jangan sampai Anda abai terhadap utang jangka panjangnya.

Berdasarkan laporan keuangan hingga akhir 2023, ICBP memiliki utang obligasi jangka panjang dalam denominasi dolar AS mencapai Rp42,12 triliun. Nilai ini mewakili 73,69% dari total liabilitas perusahaan yang berjumlah Rp 57,16 triliun.

Sementara itu, sebagian besar utang bank jangka panjang MYOR yang sebesar Rp 1,7 triliun sebagian besarnya dalam denominasi Rupiah, dan hanya sebagian kecil dalam denominasi Peso. Seluruh utang obligasi jangka panjang MYOR yang berjumlah Rp 1,8 triliun juga berada dalam denominasi Rupiah

Dari segi utang jangka panjang, ketika terjadi pelemahan Rupiah MYOR tentu masih bisa mengatasi beban utangnya dengan mudah ketimbang ICBP.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research & Financial Expert. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Tips dan Trik Koleksi Saham Yang Kasih THR Saat Puasa & Lebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular