
Belajar dari Umi Pipik, Keuangan Rusak Pendidikan Anak Wajib Dibayar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Istri mendiang Ustaz Jefri Al-Buchori (Uje), Pipik Dian Irawati, alias Umi Pipik kembali bercerita seputar kondisi keuangannya usai kepergian sang suami. Tidak dipungkiri bahwa dirinya membesarkan empat anaknya di tengah munculnya masalah keuangan.
Pipik mengatakan bahwa, usai memutuskan bercadar banyak tawaran job yang hilang baik di televisi maupun di masjid.
"Jadwal-jadwal di masjid itu di-cancel karena mungkin mikirnya cadar itu ekstrem, waktu itu masih musim teroris. Waktu itu dikaitkan, 'Ini alirannya apa Umi Pipik?' Ya sudah mau gimana lagi. Risiko ya," cerita Umi Pipik di studio Pagi-Pagi Ambyar, Transmedia, Jakarta Selatan,(25/3).
Alhasil, Pipik lebih sering menghabiskan waktu di rumah hingga tabungannya terkuras. Adapun pengeluaran besar yang ditanggung olehnya adalah biaya membesarkan dan menyekolahkan anak.
"Di situ lebih banyak di rumah. Lama-lama tabungan sudah ini (berkurang), harus bayar sekolah anak-anak. Waktu itu harus masukin yang nomor tiga dan empat ke pondok segala macam. Di situ menjeritlah, hanya bisa nangis ke Allah nggak mau cerita ke orang lain," tuturnya.
Namun akhirnya, masalah keuangan itu berhasil terpecahkan saat dirinya bertemu dengan dokter kecantikan asal Bandung, Dokter Ummi Amizah. Ibunda Abidzar Al-Ghifari itu ditawari pekerjaan menjadi brand ambassador produk skincare miliknya tanpa harus membuka cadar.
Menurut sang dokter, terlepas dari Pipik memakai cadar atau tidak, nama Umi Pipik sudah cukup dikenal publik.
Belajar dari kisah hidup Pipik, pendidikan anak sejatinya merupakan pengeluaran wajib yang harus dibayar. Lalai dalam urusan yang satu ini bisa berdampak serius bagi kehidupan anak di masa depan.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengamankan dana pendidikan anak baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Dana darurat 9-12 kali pengeluaran bulanan
Hilangnya penghasilan bulanan tentu menjadi masalah baru karena pengeluaran harian tetap akan ada, begitupun dengan pembayaran SPP anak, dan lain sebagainya.
Jika tanggungan Anda tidak sedikit, oleh karena itu sediakanlah dana darurat lebih dari enam kali pengeluaran bulanan. Sebut saja sembilan hingga 12 kali pengeluaran bulanan.
Mulailah menabung dana darurat dari penghasilan Anda setiap bulannya.
Pastikan setiap Anda dan anak punya jaminan kesehatan
Ketahuilah bahwa musibah sakit bisa menyebabkan masalah keuangan baru lantaran biaya berobat tentu tidak murah. Membiayai pengobatan bisa memaksa Anda menguras tabungan atau menjual aset berharga.
Pastikan anak-anak dan Anda sendiri memiliki jaminan kesehatan minimal dalam bentuk BPJS Kesehatan. Bila ada biaya lebih, tidaklah salah pula untuk membeli asuransi kesehatan minimal dalam jenis rawat inap saja.
Beli asuransi jiwa untuk amankan biaya pendidikan
Ingat, biaya pendidikan anak juga akan mengalami inflasi dan Anda sebagai orangtua memiliki pekerjaan rumah (PR) besar dalam menanggung biaya pendidikan mereka di masa depan.
Namun apa kabarnya jika Anda dipanggil oleh Yang Maha Kuasa di usia produktif? Apakah impian menyekolahkan anak di sekolah terbaik ikutan kandas?
Tujuan dari memiliki asuransi jiwa ini adalah untuk memproteksi keuangan keluarga Anda saat Anda masih di usia produktif. Ketika pencari nafkah meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total, akan cair uang pertanggungan dari asuransi jiwa yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai pendidikan anak.
Jika Anda ingin mencari opsi asuransi jiwa dengan premi terjangkau, belilah asuransi jiwa tradisional term life. Pastikan jangka waktu perlindungan sesuai dengan periode di mana anak Anda masuk kuliah.
Investasi demi pendidikan anak setelah keuangan stabil
Setelah keuangan stabil dalam artian Anda telah memiliki dana darurat, jaminan kesehatan, dan asuransi jiwa, maka berinvestasilah dengan rutin demi mengumpulkan dana untuk sekolah anak jenjang tinggi.
Mulailah dari menyisihkan uang minimal 10% dari pendapatan ke instrumen keuangan seperti reksa dana, saham, atau instrumen-instrumen lain yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Jagalah pengeluaran Anda dengan baik. Tidak perlu berutang untuk suatu hal yang bukan merupakan hal darurat atau produktif.
(aak/aak)
Next Article Belajar dari Dede Yusuf, Stop Kuliah itu Boleh Asal...