Gak Mau Anak Nganggur & Jadi Generasi Benalu? Lakukan Ini

Financial Expert, CNBC Indonesia
22 May 2024 06:30
Ilustrasi Memilih Sekolah untuk Anak
Foto: iStock
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengenai data Badan Pusat Statistik tentang 10 juta penduduk usia muda yang tidak memiliki kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) cukup menyita perhatian. Di samping itu, kabar mengenai biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang selalu mengalami kenaikan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek juga sempat mengatakan bahwa tidak sedikit anak muda Gen Z menjadi pengangguran karena lelah lamaran kerjanya terus ditolak.

Ketika seseorang sudah menjadi NEET selama satu tahun atau tiga tahun, maka hal tersebut akan memberikan tekanan mental yang berbuntut menurunnya rasa percaya diri untuk lanjut melamar kerja.

Hal tersebut tentu bisa saja membuahkan masalah baru saat mereka akhirnya bergabung sebagai angkatan kerja. Motivasi yang buruk tentu bisa mempengaruhi kelanjutan karier mereka ke depan, dan saat mereka memiliki momongan, bukan tidak mungkin mereka akan sulit menghadapi inflasi biaya pendidikan sang anak.

Bagi Anda yang sudah memiliki momongan, tentu saja Anda tak ingin anak Anda sulit mengenyam pendidikan tinggi karena kondisi keuangan orangtua, serta menjadi pengangguran di masa depan. Oleh karena itu, lakukanlah empat hal ini sekarang juga.

Ajak anak mempelajari perencanaan keuangan

Perencanaan keuangan adalah hal yang tak diajarkan di sekolah, namun hal ini tentu bisa membantu seseorang memahami tujuan hidupnya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Mulai dari bagaimana mereka mempersiapkan diri memasuki setiap tahapan hidup hingga mengembangkan kekayaan.

Dengan memahami perencanaan keuangan, maka anak Anda akan bisa membuat gambaran seputar rencana-rencana Anda ke depan.

Tekankan mereka untuk terus upgrade ilmu

Menerima pendapatan tentu tidak hanya terbatas pada menjadi karyawan di suatu perusahaan dan mendapat gaji, tunjangan hari raya, serta bonus dari tempat kerja. Pendapatan bisa didapat dari berbagai hal, sebut saja seperti bisnis atau pekerjaan freelance.

Namun untuk bisa mendapatkan hal tersebut, seseorang harus memiliki bekal ilmu yang cukup untuk bisa bersaing.

Ajaklah sang anak untuk memperluas keterampilan ke berbagai bidang, agar mereka bisa memanfaatkan seluruh peluang yang ada di kemudian hari.

Ajari membedakan kebutuhan dan keinginan

Tidaklah salah membiarkan mereka membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang dia inginkan. Namun, ingatkan pula bahwa ada hal-hal yang bersifat kebutuhan yang harus dibeli agar dirinya bisa semakin bertanggung jawab.

Ingatkan agar tidak menghabiskan seluruh uang tersebut, dan mengalokasikan sebagian untuk membeli apa yang jadi kebutuhannya.

Rencanakan biaya pendidikan untuknya sedini mungkin

Biaya pendidikan anak memang akan mengalami inflasi setiap tahunnya. Salah besar jika Anda tidak mengantisipasi hal tersebut sedini mungkin, sebelum anak masuk sekolah.

Idealnya, orangtua sudah harus mulai mengumpulkan dana pendidikan anak saat sang anak lahir. Namun pemahaman finansial setiap orang tentu berbeda-beda, begitu pula dengan beban keuangan yang mereka pikul.

Namun tidak ada kata terlambat untuk melakukan perencanaan terkait biaya pendidikan anak.

Ada baiknya untuk mencari tahu dengan bertanya langsung ke universitas yang bersangkutan atau ke kerabat.

Bila saat ini anak Anda berusia 10 tahun, maka besar kemungkinan tujuh atau delapan tahun lagi Anda harus sudah memiliki uang yang cukup untuk memasukkannya ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, Anda memiliki waktu menabung selama tujuh hingga delapan tahun.

Dengan mengetahui jangka waktu berinvestasi atau menabung, Anda bisa menentukan instrumen investasi apa yang sebaiknya dipakai.

Semakin panjang jangka waktu investasinya, maka makin fleksibel untuk pilihan instrumennya. Sementara itu semakin pendek jangka waktu semakin disarankan bagi Anda untuk memilih instrumen dengan risiko rendah.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari Dede Yusuf, Stop Kuliah itu Boleh Asal...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular