
Sidik Eduard, Dulu Artis FTV Sekarang Jualan Cilok

Jakarta, CNBC Indonesia - Dulu sering tampil dengan aktingnya di layar kaca, kini malah jualan cilok. Itulah yang saat ini dialami oleh Sidik Eduard.
Pria kelahiran 1997 silam itu bercerita di sebuah podcast yang dimoderatori oleh Deryansha Azhary tentang bagaimana dirinya dirumahkan oleh salah satu stasiun televisi. Sidik juga akhirnya tidak pernah lagi mendapat tawaran shooting hingga mengalami masalah finansial.
Kabarnya, penyebab dari masalah tersebut berawal saat Sidik memerankan karakter penyandang disabilitas. Karena sebuah kesalahan yang berujung viral, dan Sidik dianggap mengecewakan.
Singkat cerita kesalahan itu berdampak pada personal branding Sidik. Dan hal itu membuat banyak pihak ogah mempekerjakan Sidik.
"Gue sempet diajukan (untuk main film) di salah satu manajemen, tapi pas ditelpon (manajemen itu bilang), 'sorry ya si Sidik imagenya masih terlalu tangan buntung banget.' Gak tahu kenapa, image negatif atau gimana," ujar Sidik.
Intinya, beberapa pihak caster menyatakan hal itu dan Sidik pun mulai kesulitan mendapatkan tawaran shooting.
Kini demi menyambung hidup, Sidik berjualan cilok dengan menggunakan gerobak. Sidik mengatakan bahwa dirinya terpaksa berjualan karena uang yang didapat dari dunia akting benar-benar sudah habis, padahal untuk setiap judul film Sidik umumnya dibayar Rp 7-10 jutaan.
Sidik mengatakan bahwa, dalam sebulan dia bisa menyelesaikan tiga hingga empat judul. Jika per judul Sidik dibayar Rp 10 juta, maka dalam sebulan pemasukannya bisa mencapai Rp 40 juta.
Saat itu keputusan untuk dagang cilok dilakukan saat uangnya habis alias tersisa hanya Rp 1 juta. Dari hasil rembugan dengan istri, bisnis bakso cilok inilah yang akhirnya muncul di benak Sidik.
Perbanyak dana darurat selagi punya penghasilan
Kisah Sidik mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki dana darurat. Dan saat kita memiliki profesi yang penghasilannya tidak tetap.
Ketika Anda adalah seorang pengusaha atau freelancer, maka risiko profesi Anda jelas tinggi. Hal itu disebabkan karena penghasilan Anda bersifat fluktuatif, dan peluang kehilangan penghasilan juga lebih tinggi ketimbang karyawan.
Orang dengan profesi seperti ini baiknya menyediakan dana darurat minimal setara satu tahun pengeluaran wajib dan butuh, guna mengantisipasi ketidakpastian yang ada.
Jika dana darurat yang dimiliki tidak cukup, maka besar sekali kemungkinan seseorang akan berutang saat mereka harus menghadapi masalah keuangan.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 68% Orang Tua Rela Kuras Tabungan Agar Anak Kaya Raya
