
Sinyal Kuat Hawkish The Fed, Nasib Rupiah Bisa "Tragis"?
Jakarta, CNBC Indonesia- Meski masih menahan suku bunga di level 5,25%-5,50%, The Fed dalam dot plot masih mengindikasikan sinyal hawkish sebagai bagian dari langkah Bank Sentral AS untuk mencapai sasaran inflasi 2%.
Head Treasury Bank Commonwealth, Yuriadi Sulatomo menyebutkan prospek The Fed untuk mengerek suku bunga acuan 25 Bps masih ada meski juga berpeluang untuk tidak diambil di akhir tahun 2023.
Dalam merespon kebijakan The Fed, Bank Indonesia diharapkan tidak ikut menaikkan BI7DRR melainkan memanfaatkan instrumen lain sebagai langkah menekan dampaknya ke Rupiah.
Di sisi lain, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo melihat positif prospek instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga Devisa Hasil Eskpor (DHE) untuk menarik inflow dan menjaga stabilitas Rupiah. Namun efektivitasnya masih perlu diuji kembali.
Seperti apa dampak sinyal hawkish The Fed ke Rupiah? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Head Treasury PT Bank Commonwealth, Yuriadi Sulatomo dan Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Banjaran Surya Indrastomo dalam Power Lunch,CNBCIndonesia (Senin, 25/09/2023)
-
1.
-
2.
-
3.