Cara Hindari Skor Kredit Buruk di BI Checking atau SLIK OJK

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
24 August 2023 10:25
money gesture. portrait of beautiful cute girl standing with makeup and brown pigtail hairstyle in striped light blue shirt pink jacket. indoor, studio shot isolated on blue or green background.
Foto: iStock

Jakarta, CNBC Indonesia - Kata kunci BI Checking atau pengecekan riwayat kredit mendadak viral belakangan ini, padahal BI Checking sudah ganti menjadi SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan).

Seperti diketahui, status kolektibilitas dalam dunia perbankan diklasifikasikan oleh bank sentral menjadi lima status atau lima kol (kolek) dari yang tertinggi hingga yang terendah yakni Kol-1 (LANCAR), Kol-2 (DALAM PERHATIAN KHUSUS), Kol-3 (KURANG LANCAR), Kol-4 (DIRAGUKAN), dan Kol-5 (MACET).

Adapun status Kol-1 sampai dengan Kol-2 tergolong Performing Loan (PL) sedangkan Kol-3 s/d Kol-5 tergolong Non-Performing Loan (NPL).

Akan ada konsekuensi bagi seseorang yang status KOL-nya sudah melewati KOL-3. Orang yang bersangkutan tentu akan terus ditagih utang baik dari internal kolektor atau pihak ketiga, mereka pun sulit mengajukan permintaan kredit, dan tak menutup kemungkinan juga akan sulit mendapat pekerjaan.

Demi menghindari hal tersebut, tentunya seseorang harus membayar cicilan utang dan melunasinya secara tepat waktu.

Bila Anda memiliki utang, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa hal di bawah ini agar ke depannya Anda bisa memiliki riwayat kredit yang baik.

Rasio cicilan utang berbanding pemasukan

Anda mungkin sering mendengar nasihat keuangan yang mengatakan bahwa maksimal cicilan yang aman adalah 30% dari pemasukan. Nilai 30% adalah besaran rasio utang berbanding pemasukan.

Ketika cicilan Anda melebihi 30% dari pemasukan, maka Anda akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, hingga berinvestasi.

Patut diketahui bahwa nilai 30% itu sendiri adalah nilai dari "seluruh tagihan utang."

Misalkan, Anda memiliki cicilan KPR yang setara dengan 20% pendapatan, dan Anda berniat mengambil kredit mobil baru. Anda harus pastikan bahwa cicilan mobil baru Anda tidak melebihi 10% dari penghasilan.

Rasio utang berbanding aset

Mungkin saja, cicilan utang Anda masih dalam batas wajar, tapi tidak dengan total utang Anda.

Untuk mengetahui apakah utang kita terlampau besar atau tidak, Anda bisa menggunakan rasio utang berbanding aset. Nilai rasio ini akan mengukur besaran utang yang belum terbayar, dibandingkan dengan total aset yang kita miliki.

Rumus untuk mencari nilai rasio ini adalah:

Total Utang x 100%

Total Aset

Adapun nilai maksimal dari rasio ini adalah 50%.

Jika nilai rasio Anda di atas 50%, maka Anda harus waspada karena total nilai utang Anda sudah melebihi dari setengah total aset.

Bayangkan saja apa yang terjadi jika Anda kehilangan penghasilan dan Anda masih harus melunasi utang-utang tersebut? Jumlah aset Anda akan menurun secara drastis karena Anda harus menjualnya demi melunasi utang.utang-utang tersebut.

Dan bila sebagian besar utang Anda adalah utang konsumtif, maka hal itu juga cukup berbahaya lantaran utang konsumtif hanya akan menggerus kekayaan Anda.

Semakin kecil semakin baik

Menyikapi rasio-rasio yang berkaitan dengan utang, ketahuilah bahwa semakin kecil nilai rasio tersebut maka makin sehat keuangan Anda.

Atau, Anda juga bisa membuat target di masa depan untuk membuat nilai rasio ini jadi nol.

Lakukanlah pengecekan kesehatan keuangan secara rutin untuk mengevaluasi jumlah utang kita. Dan perbaikilah keuangan kita secara perlahan sambil mengurangi kebiasaan buruk kita dalam konsumsi.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Kasus Pinjol Terheboh 2023, Ada yang Bikin Nyawa Melayang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular