
Hati-Hati, Taruh Duit di Reksa Dana Ini Bisa Bikin Nangis

Artikel ini ditinjau oleh:
Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ternyata juga berdampak pada kinerja reksa dana saham syariah, tak terkecuali reksa dana Simas Syariah Unggulan yang kinerja satu tahunnya minus 2,3%.
Berdasarkan data dari Edvisor.id, Reksa dana Simas Syariah Unggulan yang minus 2,3%. Namun jika dilihat dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu lima tahun maka kinerja reksa dana saham ini minus 48,6%, sementara untuk kinerja tujuh tahun adalah minus 33,3%.
![]() Kinerja Simas Syariah Unggulan & indeks acuan |
Meski kinerja Simas Syariah Unggulan masih lebih baik ketimbang Indeks Reksa Dana Saham Edvisor.id jika dihitung secara lima tahun, kinerja reksa dana PT Sinarmas Asset Management ini masih belum bisa mengungguli Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Saham mahal di portofolio Simas Syariah Unggulan
Berdasarkan informasi Simas Syariah Unggulan, memiliki dana kelolaan sebesar Rp 40 miliar. Berikut adalah isi dari portofolio reksa dana yang diluncurkan PT Sinarmas Asset Management ini berdasarkan informasi di fund fact sheet terakhir (April 2023).
Fund fact sheet reksa dana yang satu ini juga menyebutkan bahwa saham terbesar di portofolio Simas Syariah Unggulan adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), sementara itu yang kedua adalah emiten jasa outsourcing PT Shield On Service Tbk (SOSS), diikuti oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Seperti diketahui, TLKM mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 6,42 triliun. Capaian tersebut hanya naik 5% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 6,11 triliun. Adapun sisa laba bersih sebesar 20% atau Rp4,2 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan.
Menyoroti, emiten KLBF mungkin seringkali disebut sebagai saham defensif, namun membeli saham defensif di harga premium juga bukan hal yang baik. Emiten produsen obat batuk Komix ini tergolong overvalue atau terlampau mahal untuk saat ini.
KLBF mungkin menjadi emiten dengan urutan kedua dengan marjin laba kotor dan bersih terbesar di antara kompetitornya, yaitu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), dan PT Soho Global Health Tbk (SOHO), namun valuasi KLBF tentu tidak bisa dikatakan murah.
Sebut saja, untuk indikator price to earning ratio yang membandingkan harga saham dengan earning per share (EPS) yang mencapai 27,8 x pada sesi penutupan perdagangan I (6 Juni 2023). Besaran ini merupakan yang tertinggi di beberapa kompetitor-kompetitornya, yang mana TSPC di 2,83 kali, SIDO 18,73 kali.
Sementara itu meski nilai indikator price to book value (PBV) yang membandingkan harga saham dengan nilai buku, KLBF memasuki urutan ketiga dari seluruh kompetitornya dengan nilai PBV 4,49 kali. Urutan pertama diisi oleh SIDO dengan nilai PBV 7,17 kali, diikuti SOHO di 2,5 kali, TSPC di 0,8 kali dan KAEF di 0,5 kali.
Bukan cuma KLBF, ada pula dua saham di kategori industri dasar dan kimia di portofolio reksa dana Simas Syariah Unggulan yang juga memiliki valuasi tinggi. Dua saham itu adalah emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Seperti diketahui, berdasarkan laporan tahunannya, TPIA membukukan kerugian sebesar US$ 149 juta atau setara dengan Rp 2,2 triliun di sepanjang 2022. Sementara itu BRPT mengalami penurunan laba bersih sebesar 89,1%.
Selain keuangan tertekan, valuasi kedua emiten ini juga cukup tinggi, apalagi BRPT yang saat ini PERnya mencapai 2.320 kali dan PBV di 2,7 kali. Sementara itu TPIA memiliki nilai PER -75,7 kali karena merugi, dan nilai PBV 4,04 kali.
Dana kelolaan menurun
![]() Dana kelolaan Simas Syariah Unggulan |
Tim Financial Expert CNBC Indonesia melakukan penelusuran terhadap total dana kelolaan di reksa dana ini dalam setahun lewat data Edvisor.id. Terlhat jelas bahwasannya dana kelolaan Simas Syariah Unggulan tercatat mengalami penurunan sebesar 17,9%.
Sementara itu jika dilihat secara lima tahunan, dana kelolaan reksa dana ini sudah tergerus kurang lebih 60%, dari yang awalnya berjumlah Rp 103,4 miliar jadi Rp 40,3 miliar.
Seperti diketahui, dana kelolaan tentu menjadi tolok ukur kepercayaan investor untuk menempatkan dana di sebuah reksa dana. Semakin tinggi dana kelolaan maka semakin besar pula kepercayaan investor.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.23/POJK. 04/2016 tentang reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif, batasan minimal dana kelolaan sebuah reksadana ditetapkan Rp10 miliar dalam jangka waktu 90 hari bursa setelah Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana menjadi efektif.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan dari Financial Expert CNBC Indonesia. Tim Financial Expert tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk reksa dana terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Apa! Beli Reksa Dana Saham Syariah Bisa Cuan 97%