
Biar Gak Kena Soceng, Jangan Pamer Data Diri di Medsos!

Jakarta, CNBC Indonesia - Modus kejahatan social engineering atau soceng - yang memainkan psikologis korban hingga tidak sadar tabungannya dikuras - sesungguhnya bisa dilawan.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan edukasi masih menjadi kunci dalam melawan soceng dari berbagai modus seperti info perubahan tarif transfer bank, tawaran jadi nasabah prioritas, akun layanan konsumen palsu, hingga tawaran agen laku pandai.
"Edukasi menjadi perlindungan konsumen paling utama di era digital. Namun selain itu, jangan umbar data pribadi apalagi di dunia maya," jelas Kiki, Jumat (2/9/2022).
Menurutnya data pribadi seperti nama lengkap, nama ibu kandung, dan juga NIK jangan sampai diumbar. Apalagi masa sekarang sudah sangat mudah diambil orang.
"Selain edukasi dan jangan mengumbar data, coba mengaktifkan fitur notifikasi dan juga 2 step verifikasi," tegas Kiki.
Menurut Kiki, soceng ini korbannya bukan hanya masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah. Kiki menyebutkan bahkan rekan-rekannya dengan literasi keuangan yang baik juga banyak yang tertipu.
Data yang berhasil diambil nantinya bisa digunakan pelaku mulai dari untuk mencuri semua uang di rekening korban, mengambil alih akun, hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan.
Data pribadi yang diambil pelaku mulai dari user name aplikasi, password, PIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM atau kartu kredit atau debit. Informasi nomor CVV/CVC dari kartu kredit atau debit dan nama ibu kandung juga berusaha dicuri pelaku.
(vap/vap) Next Article Jangan ke Rentenir! Pinjam Duit ke Sini Aja, Cek Daftarnya