Kamu Ditawarin Jadi Nasabah Prioritas? Bisa Jadi Modus Soceng
Jakarta, CNBC Indonesia - Modus kejahatan social engineering atau soceng yang memainkan psikologis korban bukanlah hal baru.
Namun Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan kalau saat ini soceng makin meresahkan karena perkembangan digital.
"Sekarang jadi besar dan meresahkan karena kita hidup di era digital yang memberi kemudahan yang luar biasa. Hubungan dengan bank misalnya bisa beres dengan online banking. Oleh karena itu banyak sekali korban," jelas Kiki di Podcast OJK, Jumat (2/8/2022).
Parahnya, soceng ini korbannya bukan hanya masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah. Kiki menyebutkan bahkan rekan-rekan Bu Kiki dengan literasi keuangan yang baik juga banyak yang tertipu.
Data yang berhasil diambil nantinya bisa digunakan pelaku mulai dari untuk mencuri semua uang di rekening korban, mengambil alih akun, hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan.
Data pribadi yang diambil pelaku mulai dari user name aplikasi, password, PIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM atau kartu kredit atau debit. Informasi nomor CVV/CVC dari kartu kredit atau debit dan nama ibu kandung juga berusaha dicuri pelaku.
OJK juga menjelaskan terdapat empat modus soceng, berikut penjelasannya:
1. Info Perubahan Tarif Transfer Bank
Pelaku akan berusaha menyamar menjadi pegawai bank. Mereka memberikan informasi adanya perubahan tarif transfer pada korban dan meminta mengisi link formulir di mana meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.
2. Tawaran Jadi Nasabah Prioritas
Penawaran upgrade jadi nasabah prioritas merupakan modus berikutnya. Data yang akan diminta adalah nomor ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC, dan password.
3. Akun Layanan Konsumen Palsu
Pelaku akan membuat akun media sosial palsu mengatasnamakan sebuah bank resmi. Mereka muncul saat masyarakat menyampaikan keluhan bank tersebut. Berikutnya menawarkan bantuan menyelesaikan keluhan dan mengarahkan untuk membuka website palsu atau meminta memberikan data pribadi korban.
4. Tawaran Jadi Agen Laku Pandai
Modus terakhir adalah menawarkan untuk menjadi agen laku pandai tanpa dibebankan syarat yang rumit. Nasabah diminta mengirimkan sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.
(vap/vap)