Harga Emas Pegadaian Tergelincir, Turun Rp 4.000

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 May 2022 07:15
Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan bahwa mereka akan segera menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin pada pertemuan selanjutnya di bulan Juni dan Juli.

Pada Kamis (26/5/2022) Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.850,02/troy ons, turun 0,15% dibanding posisi sebelumnya.

Meskipun emas sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi,kenaikan suku bunga mengikis daya tariknya karena inflasi cenderung mengangkat imbal hasil (yield) obligasi,meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan dengan hasil nol.

Namun, penurunan harga emas dunia dapat tertahan karena sepertinya pasar telah menakar rencana kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed, serta indeks dolar AS yang bergerak menjauh dari level tertingginya selama dua dekade di 104,48 pada pertengahan Mei. Sehingga, penurunan harga emas dunia pun masih terbatas.

Sejatinya, menaikkan suku bunga memang menjadi instrumen pamungkas bank sentral untuk meredam inflasi. Namun semakin tinggi suku bunga, maka pertumbuhan ekonomi pun akan jadi korban.

Kenaikan suku bunga acuan akan mengerek suku bunga kredit, hal ini akan membuat perlambatan pada ekspansi dunia usaha hingga konsumsi masyarakat. Alhasil, pertumbuhan ekonomi akan terpukul, apalagi, jika suku bunga tinggi tetapi inflasi tak kunjung melandai, maka ancaman resesi semakin nyata. Sehingga, kecemasan akan resesi dan perlambatan ekonomi masih membayangi.

"Trader emas kini semakin mempertanyakan apakah kebijakan The Fed akan membawa AS kepada resesi. Meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi akan kembali menghidupkan pergerakan emas," tutur TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular