
Emas Pegadaian Lagi Diobral, Harga Turun!

Harga emas acuan dunia menguat setelah rilis laju inflasi Amerika Serikat yang lebih cepat dari ekspektasi, meskipun mulai mendingin. Pada perdagangan Rabu (11/5/2022) harga emas acuan dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.852,12/troy ons, naik 0,76% dari posisi sebelumnya.
Laju inflasi AS tercatat 8,3% pada bulan April. melambat dari bulan Maret sebesar 8,5%. Meskipun turun, inflasi AS diperkirakan tetap panas sementara waktu akan tetap menjaga laju kenaikan suku bunga yang terbilang agresif saat ini.
"Pasar melihat dan pergi. Tetapi emas telah bangkit kembali dengan pemikiran bahwa data (inflasi) lebih tinggi dari yang diharapkan, tetapi tidak mengerikan," kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen di New York.
"The Fed tidak akan menjadi lebih hawkish dengan laporan ini, tetapi pasti juga tidak akan mereda," tambahnya.
Sementara Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, meyakini bahwa emas bukanlah investasi yang buruk. Meskipun emas berada dalam tekanan, ia lebih suka memiliki emas daripada Nasdaq, atau Bitcoin.
Meskipun emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman dari inflasi, kenaikan suku bunga AS akan meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan dan menjadikannya tidak menarik.
Hal tersebut juga akan meningkatkan dolar. Emas akan makin mahal karena dibanderol dengan greenback.
"Kami memperkirakan harga (emas) untuk kembali mengambil isyarat dari imbal hasil riil seiring berjalannya tahun, menghadapi tekanan turun di semester kedua tetapi tetap meningkat relatif terhadap level historis," kata Suki Cooper, seorang analis di Standard Chartered.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]