
Inflasi AS Diyakini Lewati Puncak, Wall Street Dibuka Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) lanjut menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (11/5/2022), setelah investor semakin optimistis dengan prospek ekonomi AS meski dibayangi inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 230 poin (+0,7%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan 30 menit kemudian menjadi 234 poin (+0,73%) ke 32.394,74. Indeks Nasdaq tumbuh 14,06 poin (+0,12%) ke 11.751,73 sedangkan S&P 500 bertambah 25,43 poin (+0,64%) ke 4.026,48.
Saham Chevron, IBM, dan Boeing memimpin reli pada Rabu dengan melesat lebih dari 2%. Namun, saham teknologi menjadi sasaran jual di mana Apple dan Microsoft tertekan berbarengan dengan Alphabet.
Indeks Harga Konsumen (IHK) April melompat 8,3% atau lebih buruk dari ekspektasi ekonomi dan analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 8,1%. Namun, realisasi tersebut masih lebih landai dari inflasi Maret yang tercatat sebesar 8,5%.
Inflasi inti, yang mengecualikan harga energi dan makanan, melompat 6,2% atau lebih buruk dari ekspktasi sebesar 6%. Dalam basis bulanan, inflasi tercata sebesar 0,3% sedankan inflasi inti sebesar 0,6%.
"Laju kenaikan harga cenderung moderat, tapi tak sebesar yang diharapkan," tutur kepala analis keuangan Bankrate Greg McBride, seperti dikutip CNBC International. Dia menilai inflasi Maret bisa jadi merupakan puncak inflasi di Negeri Sam tahun ini.
Kenaikan harga telah menjadi perhatian utama, terutama karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan dan memangkas neraca untuk mengatasi inflasi. Menyusul rilis inflasi tersebut, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-dengan kembali menguat melewati level psikologis 3%.
Investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan dari Toyota Motors, Walt Disney, dan Beyond Meat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir