Emas Antam Diobral, Harga Buyback Turun Ceban!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beli emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) anjlok pada perdagangan hari ini, Selasa (10/5/2022). Harga buyback mengikuti.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan produk 1 gram di Rp 970.000/gram, turun Rp 7.000/gram atau 0,7% dari posisi sebelumnya.

Harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) turun Rp 10.000/gram atau 1% dibanding perdagangan kemarin. Pada perdagangan hari ini harga emas buyback tercatat Rp 866.000/gram.

"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.

Harga emas Antam terus turun tertekan oleh laju emas acuan dunia yang melemah. Pada perdagangan Selasa (10/5/2022) harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.853,92 per troy ons, turun 1,54% dari posisi sebelumnya.

Pelemahan harga emas karena agresifnya pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS, tutur Jeffrey Halley, analis dari OANDA.

Kenaikan tersebut sebagai dampak dari kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pekan lalu.

"Kenaikan Dollar Index membuat emas melemah sehingga titik support terus turun dari US$ 1.850 ke US$ 1.835," ujar Halley, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara analis ANZ dalam catatannya mengatakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif membuat yield dan dolar AS melonjak. Ini menjadi faktor melemahnya harga emas.

Wang Tao, analis pasar Reuters, mengatakan emas tengah menguji titik support di US$ 1.867 per troy ons. Ada kemungkinan besar emas bergerak di bawah level tersebut dan mengarah ke kisaran US$ 1.840-1.856 ons per troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA