Benarkah Emas Datangkan Cuan Cuma Mitos?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 April 2022 14:49
Emas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia maya diramaikan dengan pertanyaan emas sebagai instrumen investasi. Hal ini diungkapkan oleh influencer kripto, Pratiwi Gunawan dalam cuitannya di Twitter.

"Emas adalah instrumen investasi? Pikir lagi," ujar Pratiwi dalam cuitannya pada Minggu (4/4/2022).

Pratiwi mengatakan membeli emas di Indonesia mahal karena dikenakan beragam pengenaan pajak. Pertama, pajak logam mulia sebesar 0,9% dan PPN 11%. Belum lagi, pertumbuhan majemuk (CAGR) emas sebesar 1,97% per tahun dalam jangka waktu 10 tahun.

"Beli emas bikin tambah kaya?," tambahnya.

Cuitan ini pun di-retweet sebanyak 2.856 kali, mendapatkan komentar sebanyak 543 kali, dan disukai selama 7.341 kali.

Apakah benar emas tidak layak jadi instrumen investasi?

Emas sudah digunakan sejak dulu oleh nenek moyang sebagai alat tukar sebelum mata uang muncul dan sebagai tempat menyimpan aset demi tujuan jangka panjang bukan jangka pendek. Sebab harga emas cenderung terus naik.

Memegang emas bisa menjaga nilai aset dari depresiasi mata uang akibat inflasi. Terutama di Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki inflasi rata-rata 4,08% per tahun selama 10 tahun terakhir. Secara sederhana, bisa diartikan harga barang di Indonesia naik 4% tiap tahunnya.

Bagaimana dengan emas? Mengutip data emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, maka didapatkan CAGR harga emas sebesar 5,46% per tahun selama 10 tahun dengan asumsi emas belum dijual hingga saat ini. Angka tersebut didapatkan dengan menghitung pertumbuhan harga emas dari 2 April 2012 di harga Rp 579.000/gram (sebelum pajak) hingga 4 April 2022 di harga Rp 985.000/gram.

Jika pajak dihitung pun CAGR sebesar 5,36% per tahun. Secara total pengembalian (return) sebesar 68,6%.

Jika kemudian dijual hari ini, maka keuntungan total 52,2% (jual dengan menggunakan harga buyback Rp 889.000/gram). Sementara itu, CAGR sebesar 4,29% per tahun.

Artinya emas efektif melawan inflasi sebesar rata-rata 4,08% tiap tahunnya selama 10 tahun terakhir.

Harga EmasSumber: logammulia.com

Selain itu, pajak logam mulia nominalnya relatif kecil dibanding harga beli. Dengan harga beli Rp 597.000/gram, maka pajak yang dikenakan sebesar Rp 5.211 untuk non-NPWP (besaran 0,9%). Bagi yang memiliki NPWP lebih kecil lagi sebesar Rp 2.605/gram (0,45%).

Sebagai informasi, tarif PPn 11%, tidak berlaku bagi pembelian emas batangan karena dianggap setara dengan alat tukar. Kecuali emas dalam bentuk perhiasan.

Kemudian, emas juga bisa melindungi aset dari ketika dunia sedang berada adalah ketidakpastian ekonomi atau politik yang menyebabkan pasar lebih fluktuatif. Sebab harganya yang stabil dan tidak terdepresiasi seperti nilai uang. Inilah kenapa emas banyak dijadikan sebagai lindung nilai (hedging).

Tak hanya oleh orang tua atau nenek moyang kita, emas dipilih sebagai hedging juga kerap dilakukan oleh hedge fund yang notabene adalah big money di pasar global. Bank sentral di dunia pun juga menyimpan emas.

Risiko emas cenderung kecil karena tingkat volatilitasnya yang tidak besar. Sehingga aman menyimpannya dalam jangka panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Emas Mulai Kinclong, Serok atau Lepas Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular