Ekonomi Bangkit, Kripto Berjaya Tapi Emas Ditinggalkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati masyarakat di kala terjadi ketidakpastian ekonomi seperti saat terjadi pandemi Covid-19. Lalu, bagaimana investasi emas pasca pandemi Covid-19?
Niko Chandra, Senior VP IMMRI (Indonesia Mining and Minerals Research Institute), mengatakan instrumen investasi tidak hanya emas. Namun, ada yang unik dalam kurun waktu Semester I 2020 hingga Semester I 2021, menurutnya selama masa pandemi, masyarakat terdorong berinvestasi pada emas.
"Di awal pandemi Kuartal I 2020 banyak pelaku pasar khawatir pada prospek ekonomi, ini men-trigger kepemilikan emas menjadi safe haven," ungkapnya dalam diskusi virtual, Jumat (12/11/2021).
Di saat pandemi baru melanda, imbuhnya, seiring dengan naiknya permintaan, berdampak juga pada peningkatan harga secara signifikan. Namun seiring berjalannya waktu, imbal hasil emas menjadi turun.
Kala pandemi menyerang pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada anjloknya suplai dan permintaan.
"Yang menarik seiring jalannya waktu, yield turun. Tentunya dengan semakin prospek ekonomi," ujarnya.
Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian saat ini, menurutnya investasi emas mulai ditinggalkan. Dia mengatakan, kini banyak orang yang mulai memilih instrumen-instrumen investasi yang berisiko tinggi, seperti kripto.
"Orang-orang semakin berani investasi di instrumen berisiko tinggi. Harus bangga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pandemi awal drop signifikan, tapi negara kita bisa bertahan dan buktikan pertumbuhan ekonomi signifikan Kuartal II 2021 bisa bukukan di 7% dan pertumbuhan ekonomi Kuartal III masih positif single digit," jelasnya.
Perlu diketahui, RI dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, termasuk di sektor pertambangan, salah satunya yaitu emas. Khusus untuk emas, cadangan emas Indonesia tak tanggung-tanggung, bahkan disebut bisa untuk 268 tahun ke depan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dedi Supriyanto, Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Rencana Induk Komoditas Minerba GSKM. Dia menyebut, hingga 2020, total sumber daya bijih emas RI mencapai 16 miliar wet metric ton (WMT) dan total cadangan bijih mencapai 4 miliar WMT.
"Secara sederhana, simulasikan berapa lama habisnya, ini umur cadangan kita asumsi tanpa penambahan cadangan produksi bijih 13,16 juta ton/tahun, cadangan 3,6 miliar ton, masih panjang umurnya 268 tahun," ungkapnya dalam webinar tentang Grand Strategi Komoditas Minerba, Selasa (02/11/2021).
(wia)