InvesTime

Mahal Apa Murah sih Beli Saham Bank Mini, Cek di Sini!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
01 November 2021 17:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham bank mini atau bank kategori modal inti di bawah Rp 3 triliun (batas modal inti minimal dari Otoritas Jasa Keuangan/OJK) menunjukkan tren positif dalam beberapa hari terakhir di Oktober.

Hal ini berkaitan dengan kebijakan OJK yang mewajibkan modal inti bank minimal Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan sehingga terbuka bagi bank-bank tersebut untuk mencari mitra baru atau menerbitkan saham baru demi peningkatan modal.

Lalu bagaimana harga saham bank mini tersebut ke depan, apakah sudah masuk level overvalued alias kemahalan dari sisi valuasi?

Menurut analis, harga saham bank mini saat ini tergolong mahal. Namun mahalnya saham bank mini itu dilihat secara valuasi dengan rasio price to book value (PBV) atau rasio harga terhadap nilai buku.

Hal ini diungkapkan oleh Analis Senior PT Sucor Sekuritas, Edward Lowis. Dia juga memberi catatan, agak sulit jika bank mini yang mengarah ke bank digital menggunakan perhitungan valuasi PBV sebagai basis valuasi.

Penyebabnya adalah valuasi itu biasanya digunakan untuk menilai bank yang sudah berkembang secara stabil.

"Karena price itu valuation yang kita pakai biasanya mem-value bank yang growth stabil terutama untuk bank besar," kata Edward dalam program Investime CNBC Indonesia, Jumat (29/10/2021).

Dia juga menambahkan masih terlalu awal menilai harganya mahal. Tapi perlu dilihat prospek bank tersebut di masa depan.

"Terlalu dini memberikan statement bank ini sudah mahal atau masih ada upside strategi ke depan seperti apa. Produk apa yang akan mereka berikan. Bagaimana prospek kinerja ke depan," jelasnya.

Menurutnya prospek bank mini yang masuk ke bank digital di masa depan masih sangat bagus. Bank-bank tersebut menjangkau nasabah yang belum terjangkau layanan perbankan dengan berbagai alasan.

Dengan potensi besar itu, yang dilihat saat ini adalah secepat apa bank digital melakukan penetrasi. Selain juga meluncurkan produk untuk merangkul para calon nasabah dan menjaga konsumen yang sudah ada.

"Upside besar, potensi pasar besar. Seberapa cepat digital bank penetrasi dan mengeluarkan produk merangkul nasabah. Bagaimana digital bank me-mantain nasabah yang dimiliki," kata Edward.

Sebagai catatan, secara valuasi, biasanya dalam melihat harga saham mahal atau murah memakai dua rasio yang familiar di analisis fundamental yakni rasio harga terhadap laba perusahaan alias Price to Earning Ratio (PER).

Satu lagi yakni rasio harga terhadap nilai buku alias PBV.

PER dihitung dengan membandingkan kondisi perusahaan dengan harga per lembar saham, sementara PBV membandingkan nilai perusahaan di pasar dibandingkan dengan nilai buku.

Semakin rendah PBV biasanya perusahaan akan dinilai semakin murah. Secara Rule of Thumb, PBV akan dianggap murah apabila rasionya berada di bawah angka 1 kali.

Adapun semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah, Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Borong Saham Teknologi & Bank Mini, Perhatikan Ini Dulu!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular