Harga Sudah Tinggi, Telat Gak Sih Masuk di Saham Bank Mini?
Foto: Edward Lowis, Analis Senior Sucor Sekuritas
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham bank mini naik gila-gilaan sejak awal rilis. Misalnya PT Bank Jago Tbk (ARTO) pada Januari tahun lalu harganya hanya Rp 3.500an/lembar saham. Kini harganya melonjak hingga 6 kali lipat atau Rp 18.725/lembar saham.
Begitu juga dengan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) di mana awal tahun lalu nilainya hanya Rp 150an/lembar saham, kini sudah naik ratusan kali lipat.
Banyak investor yang tertarik untuk masuk juga ke dalam saham-saham bank mini, namun khawatir sudah terlewat momentum sehingga berpotensi kembali jeblok. Namun, Senior Analyst Sucor Sekuritas Edward Lowis menilai potensi harga saham naik ada, namun tidak begitu besar.
"Mungkin lihatnya gini, ini tahun kedua beroperasi, dan tahun ini banyak fitur-fitur mereka akan launching. Dari pertumbuhan user nasabah dari bulan ke bulan masih sangat stabil. Upside masih ada meski konversi cenderung tinggi," katanya dalam Investime CNBC Indonesia, Kamis (6/1/22).
Kenaikan nilai saham masih ada karena saat ini jumlah pengguna kedua bank itu masih belum begitu banyak. Ketika penggunanya semakin bertambah, maka nilai valuasi perusahaan juga berpotensi untuk naik.
"ARTO valuasi capai 30x, BBHI setelah rights issue valuasi 17x. Memang valuasi sudah cukup premium tapi operasional masih bertumbuh, user space penambahan fitur, dan penambahan deposito nasabah," sebut Edward.
Faktor lain yang bisa juga menjadi pertimbangan adalah kinerja produk dari bank-bank mini tersebut. Salah satu produk bank yakni pinjaman belum tergarap maksimal.
"Tahun ini bank digital mulai memasarkan produk pinjaman karena ini sumber pendapatan terbesar di bank digital. Harusnya tahun ini mulai memasarkan pinjaman jadi valuasi sudah premium tapi momentum perkembangan bank digital panjang jadi [masih bisa] upside," jelas Edward.
[Gambas:Video CNBC]
Mau Bisa YOLO dan Punya Tabungan Hari Tua? Ini Rahasianya
(fsd/vap)
