
Properti Dihantam Pandemi, Bos Summarecon Buka-bukaan Efeknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor properti secara global tertekan akibat pandemi Covid-19. Sementara di dalam negeri emiten-emiten properti juga tertekan bersamaan dengan sejumlah perusahaan yang memiliki utang cukup besar dan juga gagal bayar.
Lalu bagaimana perusahaan properti di RI untuk menerapkan strategi bertahan?
Adrianto P Adhi selaku Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) buka-bukaan cara menghadapi tahun-tahun yang sulit selama pandemi.
Dia mengatakan pandemi ini penuh ketidakpastian. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan efisiensi di seluruh beban biaya yang ada di perusahaan. Upaya lainnya dari sisi marketing harus melakukan pengamatan pada pasar.
"Maksudnya ada yang katakan behaviour change dari customer kita kemudian ada perkembangan daya beli masyarakat. Kita amati seksama dan ciptakan produk. Kami ciptakan produk-produk yang dibutuhkan customer kita," paparnya dalam InvesTime CNBC Indonesia, Rabu (27/10/2021).
![]() |
Selanjutnya, perseroan menciptakan payment terms (syarat pembayaran) yang disesuaikan dengan kemampuan dari konsumen.
Semua upaya-upaya ini Summarecon lakukan dengan menciptakan produk-produk inovatif sehingga sampai saat ini masih mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
"Jaga reputasi, komitmen kami dan akhirnya bisa tembus pandemi. Di Summarecon Bogor paling meledak dan township di Serpong, Bekasi, Bandung penjualan lancar. Ini strategi kami dan amati market ciptakan produk sesuai kebutuhan," lanjutnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan melihat kembali ke tahun 2020, pada waktu kuartal I sampai kuartal II pihaknya mengalami kontraksi kinerja.
Namun pada kuartal III tahun lalu penjualan kembali membaik, bahkan pada Oktober kuartal III-2020 terjadi peningkatan dahsyat pada penjualan.
"Masuk 2021 kita bahkan merevisi target dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 4 triliun. Artinya kita punya optimis semakin ke sini semakin baik," ucapnya.
Pihaknya mencatat sampai 30 September 2021 marketing sales SMRA sudah mencapai Rp 3,4 triliun dan sampai tutup tahun 2021 masih ada tiga bulan lagi untuk mengejar target baru.
"Ke depan masih akan ada beberapa produk launching di Summarecon Serpong, Bekasi, Bogor, dan Bandung. Sehingga target Rp 4 triliun di akhir tahun diharapkan akan bisa tercapai."
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Saham-saham Tercuan 10 Tahun, Beli Gak nih?